Astronot NASA Tinggal di Stasiun Ruang Angkasa untuk Perbaiki Kapsul Boeing
SATUHARAPAN.COM-Dua astronot NASA akan tinggal lebih lama di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) sebagai teknisi untuk menyelesaikan masalah dalam kapsul baru Boeing yang muncul dalam perjalanan ke sana.
Pada hari Jumat (12/7) NASA tidak mengatur tanggal kepulangan sampai percobaan di lapangan telah selesai dan para astronot berada dalam kondisi aman.
“Kami tidak terburu-buru untuk pulang,” ujar manajer kru program komersial NASA, Steve Stich.
Pilot veteran uji coba NASA, Butch Wilmore, dan Suni Williams, lepas landas menggunakan kapsul Starliner Boeing untuk laboraturium orbit pada tanggal 5 Juni. Ini merupakan peluncuran astronot pertama untuk Boeing setelah beberapa tahun penundaan.
Percobaan penerbangan ini diperkirakan untuk berjalan selama kurang lebih satu pekan, waktu yang cukup untuk Wilmore dan Williams untuk mengecek kapsul tersebut selagi tinggal di stasiun. Tetapi masalah pada sistem tenaga penggerak kapsul, yang dipakai untuk mengendalikan pesawat ruang angkasa itu, mendorong NASA dan Boeing untuk menunda kepulangan mereka beberapa kali selagi mereka menganalisis masalah yang ada.
Mereka juga ingin menghindari konflik dengan perjalanan luar angkasa oleh astronot lainnya. Tetapi perjalanan luar angkasa pekan ini dibatalkan setelah terjadi kebocoran air dari dalam baju ruang angkasa salah satu astronot. Isu ini belum terselesaikan dan perjalanan pada pekan depan akhirnya diundur.
Saat Starliner mendekati stasiun luar angkasa sehari setelah peluncurannya, kegagalan pendorong di menit-menit akhir hampir menggagalkannya berlabuh di stasiun. Lima dari 28 pendorong kapsul tersebut mati saat mencoba berlabuh, kemudian semua berhasil dinyalakan ulang kecuali satu.
Stariner sudah memiliki satu kebocoran kecil helium ketika ia lepas landas ke orbit dan beberapa kebocoran lainnya muncul selama penerbangan. Helium digunakan untuk member tekanan pada bahan bakar untuk pendorong. Boeing mengatakan bahwa pekan ini kedua masalah tersebut bukanlah kendala untuk perjalanan pulang mereka.
Perihal pengunduran kepulangan para astronot, NASA dan Boeing mengatakan mereka butuh waktu lebih banya kuntuk mengumpulkan informasi tentang masalah pendorong dan kebocoran selagi kapsul tersebut berlabuh. Keduanya berada dalam modul layanan, sebuah unit yang terpasang pada kapsul yang terbakar saat masuk kembali.
NASA sempat mengatakan bahwa Starliner dapat tetap berlabuh di stasiun ruang angkasa sampai 45 hari karena keterbatasan baterai. Tetapi percobaan penerbangan menunjukkan bahwa batasan itu bisa diperpanjang, menurut Stich.
Para petinggi mengatakan mereka tidak akan mengatur tanggal kepulangan selagi mereka melakukan uji coba lapangan untuk pendorong kapsul di gurun New Mexico, yang diperkirakan akan bertahan selama dua pekan. Mereka ingin mencoba untuk mereplikasi situasi yang terjadi saat para astronot mencoba berlabuh.
“Saya ingin memperjelas bahwa Butch dan Suni tidak terdampar di ruang angkasa,” ujar Stich, menambahkan bahwa Starliner telah dibuat dengan kemampuan untuk misi selama 210 hari.
Stich mengatakan bahwa para astronot dapat pulang kembali ke Bumi dengan Starliner jika terjadi keadaan darurat di stasiun luar angkasa.
Setelah armada pesawat ulang alik ensiun, NASA menyerahkan kendaraan astronot kepada perusahaan swasta. SpaceX milik Elon Musk telah membuat Sembilan taksi penerbangan untuk NASA sejak 2020. NASA berencana untuk menggunakan SpaceX dan Boeing secara bergantian dalam mengirim kru menuju dan dari stasiun ruang angkasa. (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...