Atas Nama Cinta
Ada berbagai faktor yang bisa memengaruhi masa depan anak.
SATUHARAPAN.COM – ”Sebagai anak, seharusnya kamu menuruti apa kata orangtua! Ini semua karena kami mencintai kamu. Orangtua tidak akan menjerumuskan kamu ke arah yang tidak baik. Ini jurusan yang popular dan sangat dibutuhkan saat ini. Kamu masuk jurusan keperawatan! Saat ini kamu juga harus mempertimbangkan keadaan keuangan keluarga!Apalagi kamu anak laki-laki pertama dalam keluarga. Harus dipikir dengan sangat cermat untuk memilih jurusan supaya nanti mudah untuk mendapatkan pekerjaan! Kesempatan untuk memperoleh pekerjaan di masa depan semakin sulit. Dan persaingan semakin hari semakin ketat.” Demikianlah cuplikan percakapan orangtua yang memilihkan jurusan studi yang dianggap memiliki prospek yang baik untuk masa depan anaknya.
Anak memang belum mandiri secara ekonomi. Tetapi anak yang sudah mengenyam pendidikan sampai jenjang SMA dan mau masuk kuliah tentu memiliki kepribadian dan kemandirian berpikir yang sudah cukup matang. Meski mungkin belum matang benar, orangtua peru menghargainya bukan?
Nasihat Kahlil Gibran, penyair asal Libanon, menarik disimak: ”Anakmu bukanlah anakmu. Mereka adalah anak-anak Kehidupan, yang merindukan dirinya sendiri. Mereka datang melalui engkau, tetapi tidak berasal darimu. Dan meski mereka hidup bersamamu, namun mereka bukan milikmu. Engkau boleh memberikan hatimu, tetapi tidak pikiranmu. Karena mereka mempunyai pikiran sendiri. Engkau boleh beri rumah pada raganya, tetapi tidak pada jiwanya.”
Anak adalah seorang pribadi. Orangtua tidak berhak untuk memaksakan dan menentukan merah atau putih, bulat atau segitiga kehidupannya. Ia adalah pribadi yang seharusnya diberi ruang selebar-lebarnya untuk pada akhirnya dapat membangun dengan baik masa depannya sendiri.
Nasihat dan wawasan tentu perlu guna membukakan pikiran anak untuk sampai pada pengambilan keputusan yang matang. Namun, pemaksaan orangtua dengan alasan cinta sekalipun adalah pelanggaran terhadap hak anak dalam menentukan masa depannya sendiri.
Apalagi kalau kita menyadari bahwa masa depan—baik atau buruk, berhasil atau gagal—tidak tidak hanya ditentukan oleh hasil studi seorang anak. Ada berbagai faktor yang bisa memengaruhi keberhasilan masa depan seorang anak. Terlebih tangan Tuhan yang Mahakuasa yang mempunyai kedaulatan atas masa depan anak-anak-Nya.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...