Aung San Suu Kyi: Presiden SBY Miliki Semangat Kebebasan dan Kasih Sayang
YANGON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki semangat kecakapan, kebebasan dan kasih sayang yang sangat penting dimiliki seorang pemimpin bangsa, hal ini dikatakan pimpinan oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi dalam surat resmi kepada panitia The Appeal Of Conscience Foundation seperti dikutip situs resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia pada Rabu (12/6)
“Pemimpin yang cakap selalu penting dalam transformasi sebuah bangsa dari otoritarianisme menuju demokrasi.” Ujar Suu Kyi, “Saya sangat bahagia dapat mengucapkan selamat dengan hangat kepada Presiden Yudhoyono atas penganugerahan World Statesman Award tahun 2013 dari The Appeal Of Conscience Foundation.” lanjutnya.
Menurut Suu Kyi, yang pernah menerima Anugerah Nobel Perdamaian pada tahun 1991, Penghargaan Rafto pada 1990, Penghargaan Simon Bolivar pada 1992, dan Penghargaan J.Nehru pada 1993 tersebut mengatakan di sebuah negara besar, seperti Indonesia prinsip kepempimpinan tampak makin kentara.
“Pemimpin-pemimpin Indonesia telah menghadapi tantangan substansial dalam upaya mereformasi negara mereka dari budaya otoritarian yang didominasi militer menjadi masyarakat demokratis sesungguhnya yang juga dapat mengantarkan pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam hitungan dekade.” ujar Suu Kyi.
Wanita yang pada masa pemerintahan George Bush pernah menerima Medali Konggres pada Mei 2008, sebagai orang asing pertama yang pernah menerima penghargaan tersebut dari balik terali besi tersebut beranggapan bahwa kepemimpinan SBY sekarang ini sulit lagi ditemukan karena memimpin suatu negara yang lebih dari 250 juta jiwa tidak mudah. “Presiden Republik Indonesia, mantan jendral tentara yang mengadopsi jalan politik sipil, tentu paham betapa susahnya memberikan dampak berarti di negara berpenduduk lebih dari 250 juta jiwa.” Ujarnya dalam surat resmi kepada ACF.
Suu Kyi juga memikirkan bahwa kriteria seorang negarawan melekat kepada SBY karena SBY tidak hanya sekedar menang pemilu, tetapi SBY memiliki keberanian menangani berbagai macam tantangan.
“Seorang negarawan lebih dari sekadar politisi yang hanya memikirkan kemenangan pemilu, terutama dalam konteks negara berkembang yang sedang dalam proses demokratisasi, harus memiliki keberanian untuk menangani berbagai macam tantangan.” Ujar Suu Kyi.
“Seorang negarawan dapat menyeimbangkan kebebasan dan hak-hak rakyat sipil fundamental dengan kedamaian, penegakan hukum serta kesejahteraan ekonomi.”
Lanjutnya, Presiden Yudhoyono adalah negarawan yang memiliki kualitas tersebut. apalagi yang dilakukan SBY di antara militer, negara, dan dukungan popular telah membawa kesuksesan signifikan terhadap pertumbuhan negaranya.
SBY, menurut Suu Kyi, layak mendapatkan itu karena telah berdiri “pasang badan” menghadapi tindakan-tindakan yang dapat membahayakan hak-hak rakyat, karena telah menunjukkan keberanian di hadapan rintangan yang sukar dilewati, karena telah melanjutkan pembangunan di atas pilar-pilar kesejahteraan, perdamaian, keadilan, dan demokrasi, maka nurani Presiden Yudhoyono bersentuhan dengan semua orang yang memiliki semangat kebebasan dan kasih sayang.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...