Australia dan Indonesia akan Blokir Pendanaan Kelompok Ekstremis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Australia dan Indonesia akan bersama-sama menjadi tuan rumah pertemuan badan penegak hukum regional dan keamanan nasional guna mendiskusikan cara memblokir pendanaan ekstremis.
Menteri Kehakiman Australia Michael Keenan dalam kunjungannya mengumumkan pertemuan itu setelah berunding dengan Wakil Presiden Yusuf Kalla. Mereka mengagendakan isu radikalisme sebagai bahasan utama dalam perundingan tersebut.
Kedua negara akan menjadi tuan rumah pertemuan di Sydney pada November, pertemuan pertama dari jenisnya di kawasan tersebut.
Keenan mengatakan bahwa upaya gabungan untuk memerangi ekstremisme dimulai setelah tragedi bom Bali pada 2002 - yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia - dan diperlukan tindakan lebih dari sebelumnya.
“Pemerintah Indonesia, seperti pemerintahan Australia, prihatin dengan jangkauan organisasi teroris barbar ini di Timur Tengah dan metode yang mereka gunakan untuk meradikalisasi orang-orang,” katanya hari Rabu (19/8) di Jakarta, merujuk pada kelompok ISIS.
“Akan lebih baik bagi kami untuk dapat berbagi pengalaman, dan juga berbagi strategi untuk memeranginya.”
Ratusan warga Indonesia diyakini telah bergabung dengan ISIS di Timur Tengah. Ada kekhawatiran bahwa mereka dapat membangkitkan jaringan militan saat kembali ke tanah air dan meluncurkan serangan.
Pekan kemarin tiga militan jaringan ISIS ditangkap Polri, yang berencana meledakkan gereja dan kantor polisi di Jawa Tengah.
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...