Australia Negara Pertama yang Sebut ISIS Dalang Teror Paris
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, menjadi pemimpin negara dunia pertama yang menyebut ISIS berada di balik serangan teror Paris yang telah menewaskan sedikitnya 140 orang pada hari Jumat (13/11).
Sebagaimana dikutip oleh theguardian.com, Turnbull yang sedang berada di Berlin mengatakan pembunuhaan terkoordinasi itu "tampaknya memiliki semua tanda-tanda dari perbuatan Daesh," kata dia, menyebut sebutan lain untuk ISIS.
Seorang warga Australia terluka dalam serangan itu, menurut keterangan kementerian luar negeri Australia.
"Saya mengetahui bahwa seorang warga Australia telah terluka dalam serangan Paris dan kami menyediakan bantuan konsuler," menteri luar negeri, Julie Bishop, mengatakan.
Pemerintah Australia terus bekerjasama dengan otoritas Prancis untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya korban lain dari Australia.
Berbicara di Berlin, Turnbull mengatakan informasi tentang serangan teroris masih "sangat terbatas", tetapi dunia berdiri "bahu-membahu dengan orang-orang Prancis dan dengan semua orang merdeka dalam pertempuran melawan terorisme".
"[Ini adalah] ancaman yang mennyebut diri atas nama Tuhan tetapi sesungguhnya ââpekerjaan iblis," kata Turnbull.
Turnbull pemimpin dunia pertama yanga menyebut kemungkinan ISIS yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, walau klaim dari kelompok teroris itu belum ada sampai sejauh ini.
Tingkat kewaspadaan terhadap terorisme telah ditetapkan pada level tinggi sejak September 2014 di Australia, namun, menurut Turnbull belum waktunya ditingkatkan ke level ekstrem.
Turnbull menyampaikan simpati bangsa Australia kepada Prancis atas peristiwa tersebut.
"Ketika orang-orang Prancis meninggalkan stadion setelah serangan mengejutkan, mereka tidak gentar," katanya.
"Mereka menyanyikan lagu kebangsaan mereka dengan bangga dan itu adalah cara bagaimana semua orang merdeka harus menanggapi serangan tersebut. Kemerdekaan berdiri di kakinya sendiri. "
Pembunuhan, yang terjadi di enam lokasi dengan setidaknya delapan penyerang - menggunakan kombinasi senjata api dan bahan peledak - memiliki "semua ciri dari cara kerja ISIS, tetapi informasi lebih lanjut akan muncul", kata dia.
Mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan serangan teroris mengharuskan badan keamanan Australia "didukung di setiap kesempatan" dan harus mendapatkan informasi intelijen dan dukungan kekuatan yang mereka butuhkan.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...