Australia Siap Sambut Kedatangan Jokowi Pasca Demo 4 November
CANBERRA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan berada di Australia pada hari Minggu, 6 November, dua hari setelah unjuk rasa 4 November yang jadi pembicaraan belakangan ini.
Jakarta belum secara resmi mengonfirmasi kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara Kanguru itu, tetapi media Australia telah memberitakan rencana kunjungan tersebut. Sumber-sumber di Jakarta mengakui adanya rencana Jokowi ke Australia tetapi belum final.
Australian Financial Review, sebuah media terbitan Australia, melaporkan, Presiden Joko Widodo akan berada di Sydney pada hari Minggu, 6 November dan akan bertemu Perdana Menteri Malcolm Turnbull. Selanjutnya, seperti mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan ke Australia pada tahun 2010, Jokowi akan berpidato pada sidang parlemen Federal Australia.
Sebelumnya, Kantor berita Australian Associated Press (AAP) juga memberitakan Presiden Joko Widodo akan berada di Sydney, Australia pada 6 November ini.
Di Sydney, Presiden Joko Widodo akan menjadi tamu khusus pada acara Temu Masyarakat dengan Presiden RI di Sydney yang diselenggarakan atas Kerjasama BKPM, KBRI Canberra, KJRI Sydney dan Masyarakat Indonesia.
Dalam acara tersebut akan tampil grup musik Gigi dan penyanyi Gita Gutawa. Juga diramaikan oleh artis Ronald dan Tike.
Dalam pertemuan dengan PM Turnbull, topik pembicaraan utama Jokowi, menurut AFR, adalah isu-isu perdagangan, terorisme dan hubungan dengan Tiongkok. Isu yang terakhir ini sangat penting bagi Australia, mengingat agresifnya Beijing meningkatkan kehadirannya di Laut China Selatan. Australia ingin mengandalkan Indonesia sebagai mitranya di kawasan yang vital tersebut.
"Bagi kami, Indonesia yang kuat yang memiliki peran besar di ASEAN adalah baik bagi Australia," AFR mengutip sebuah sumber dari pemerintahan Australia.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Australia merupakan amanat dari perjanjian tahun 2010 yang mengatakan bahwa para pemimpin Australia dan Indonesia bertemu setiap tahun. Australia menganggap Indonesia sekutu penting tidak hanya dalam hal ekonomi tapi sebagai benteng melawan pengaruh Tiongkok yang semakin luas dengan anggota ASEAN.
Australia menilai ASEAN bergerak agak lambat dalam perundingan untuk menyepakati kode etik yang mengikat tentang Laut China Selatan. Australia percaya "Indonesia perlu memiliki kehadiran yang kuat dalam negosiasi ini" dan tidak seperti anggota ASEAN lainnya yang mengulur-ulur kesepakatan.
Selama KTT ASEAN di Laos pada bulan September, Turnbull menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah KTT tahun 2018 di Australia dalam upaya untuk membantu menengahi solusi atas ketegangan di Laut China Selatan.
Minggu lalu di Indonesia, Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri Australia berunding dengan mitranya dari Indonesia untuk membahas patroli Angkatan Laut bersama di Laut China Selatan.
Turnbull menjadikan Indonesia negara pertama yang dia kunjungi setelah menjabat perdana menteri menggantikan Tony Abbott tahun lalu. Dalam upaya untuk mengkalibrasi ulang hubungan yang dingin dengan Indonesia, ketika itu Turnbull tidak mengangkat isu manusia perahu dan eksekusi dua warga Australia yang terlibat narkoba dalam pertemuan mereka.
Dalam pertemuan kali ini, kedua pemimpin diharapkan akan membicarakan upaya meningkatkan akses yang lebih baik ke pasar masing-masing. Australia masih menilai Indonesia kurang konsisten dalam perundingan kesepakatan perdagangan bebas kedua negara, terutama mengenai penetapan kuota impor sapi.
Selain itu, isu tentang mengatasi terorisme lokal dan menangani radikalisasi akibat kembalinya pejuang ekstremis dari luar negeri, juga akan dibicarakan. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi maupun Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, dalam kesempatan terpisah ketika berada di Jakarta, juga membuka kemungkinan membahas isu Papua dalam pertemuan tersebut.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...