Austria Diminta Ubah Konstitusi untuk Tampung Lebih Banyak Migran
WINA, SATUHARAPAN.COM – Austria diminta mengubah konstitusi untuk memunginkan perintah setempat menerima kuota migran setara dengan 1,5 persen dari populasi mereka, meskipun mendapatkan perlawanan dari kelompok kanan.
Langkah tersebut mencerminkan sikap dan upaya Uni Eropa yang mengharuskan negara anggota berupaya untuk menerima lebih banyak migran. Hal itu juga bertujuan untuk meringankan kepadatan pengungsi di Austria, terutama di pusat pengungsi Traiskirchen, dan diharapkan mulai berlaku pada 1 Oktober.
Pengungsi di Stasiun Westbahnhof, Austria. (Foto: thelocal.at/Kim Traill)
Hal itu dikemukakan oleh Kanselir Werner Faymann dari Sosial Demokrat Sosial dan partai kanan-tengah, Partai Rakyat, hari Jumat (25/9). Untuk itu perlu membentuk koalisi yang memerintah Austria dengan suara dari Greens (partai hijau) yang akan memberikannya dua pertiga suara yang diperlukan untuk mendapatkan mayoritas.
Partai kanan-jauh, Partai Kebebasan, menginginkan pemerintah membatasi jumlah migran yang saat ini masuk ke Austria . Dan jajak pendapat nasional menunjukkan sekitar 30 persen suara menentang pemindahan.
Dalam beberapa bulan terakhir Austria telah menjadi negara transit utama bagi puluhan ribu migran yang masuk melalui Hungaria, Mereka melakukan perjalanan darat dari Balkan Barat, dan berusaha menuju Eropah Utara, khususnya Jerman.
Tetapi 8,5 juta rakyat Austria tetap mengharapkan sekitar 80.000 pengajuan suaka tahun ini. Hal itu sudah tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain Uni Eropa, dan Wina telah menjadi pendukung utama dari penetapan kuota migran di Uni Eropa. (thelocal.at/AFP)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...