Awas Risywah, Kiai NU Diminta Teliti Uang Jelang Pilkada
JOMBANG, SATUHARAPAN.COM – Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Ishomuddin, menyarankan para tokoh agama atau kiai di lingkungan NU tidak menerima risywah atau suap dari para calon kepala daerah yang ingin maju dalam kontes Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2015.
“Saran PBNU agar para tokoh agama atau kiai di kalangan NU menghindari menerima risywah atau suap dari calon kepala daerah,” ucap Ishomuddin saat ditemui satuharapan.com di sekitar kawasan Muktamar ke-33 NU, Alun-alun Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, Senin (3/8).
Menurut dia, para ulama dan kiai di kalangan NU harus lebih selektif dan berhati, serta lebih meneliti asal-usul uang yang ditawarkan para calon kepala daerah. “Meneliti untuk menerima atau menolak,” ujar Ishomuddin.
Sebab, dia berpandangan, bila ada calon kepala daerah yang memberikan uang dalam jumlah besar, kemungkinan hal tersebut proses pencucian uang atau hasil dari tindak korupsi yang coba disumbangkan kepada pesantren NU.
“Jadi saya kira uang dalam jumlah besar itu bisa uang hasil korupsi yang digunakan untuk pencucian uang dengan menyumbang kepada pesantren,” ujar Ishomuddin.
Dia pun menegaskan, hal tersebut adalah akhlak buruk yang bisa merusak perekonomian Indonesia. Sehingga, seluruh warga NU harus menghindar, sebagaimana dicontohkan moral agama.
“Saya kira akhlak buruk bisa merusak ekonomi negara, itu harus dihindari seluruh warga nu, sebagaimana dicontohkan moral agamanya,” tutur Ishomuddin.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...