Badai Pam Sapu Bersih Vanuatu, Puluhan Orang Meninggal
VANUATU, SATUHARAPAN.COM – Badai Pam menerjang bagian selatan wilayah Samudera Pasifik sehingga menyebabkan kerusakan parah seperti di negara kepulauan Vanuatu. Sejumlah petugas badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga bantuan asing lainnya mengatakan badai yang berkekuatan 270 km per jam tersebut berpotensi menewaskan ratusan orang.
Seorang petugas komunikasi lembaga World Vision di Port Vila Chloe Morrison mengatakan angin kencang telah mengangkat atap-atap rumah, pepohonan dan tiang listrik.
“Di luar masih sangat berbahaya. Sebagian besar orang berlindung di dalam rumah. Kerusakannya sangat luas di Port Vila namun ada sejumlah pulau lain yang lebih rentan,” kata dia seperti yang dilansir dari bbc.com pada Sabtu (14/3).
Direktur eksekutif UNICEF di Selandia Baru Vivien Maidaborn telah memperingatkan Badai Pam kali ini mungkin akan menjadi badai yang terburuk di kawasan tersebut.
“Mungkin terlalu dini untuk mengatakannya. Namun, laporan-laporan awal mengindikasikan bahwa bencana cuaca ini boleh jadi yang terburuk sepanjang sejarah Pasifik,” kata dia.
Puluhan Meninggal
Lembaga Koordinasi Bantuan Kemanusiaan PBB (UNOCHA) menyatakan bahwa sebanyak 44 orang tewas di Provinsi Penaman, bagian timur laut di Vanuatu. Namun, hal itu perlu dikonfirmasi lebih lanjut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan pihaknya siap mengirim tim tanggap darurat ke Vanuatu jika diperlukan.
“Ada angin, hujan, banjir, longsor, air pasang, dan badai yang sangat merusak. Kami masih meninjau situasi, namun kami bersiap membantu,” kata Bishop.
Vanuatu terletak di bagian timur Australia. Negara ini memiliki populasi 267.000 orang yang tersebar di 65 pulau. Sebanyak 47.000 di antara mereka bermukim di ibu kota Port Vila.
Sebelum menerjang Vanuatu, Badai Pam terlebih dahulu melanda sejumlah negara di Pasifik, termasuk Kiribati dan Kepulauan Solomon.
Bantuan Mulai Berdatangan
Bantuan mulai berdatangan untuk negara yang termasuk dalam salah satu negara termiskin di dunia tersebut di mana pepohonan dan tiang listrik roboh serta banyak bangunan yang hancur.
Seorang kepala desa mengatakan kepada BBC bahwa warga sangat membutuhkan bantuan air. Jumlah korban tewas yang sudah diketahui berjumlah delapan orang tetapi angka ini diperkirakan akan bertambah setelah regu penolong tiba di lokasi-lokasi dengan kerusakan yang parah.
Sementara itu, Presiden Vanuatu Baldwin Lonsdale mengatakan bahwa saat ini negaranya membutuhkan bantuan dunia untuk membangun kembali setelah dihantam oleh badai terkuat sepanjang sejarah.
“Kebutuhan kemanusiaan segera, kami membutuhkannya saat ini,” ungkap Lonsdale kepada AFP saat ia bersiap kembali ke tanah airnya dari konferensi bencaran di Jepang utara.
“Dalam jangka panjang kami membutuhkan bantuan finansial untuk membangun kembali infrastruktur kami - segalanya - yang harus kami bangun.”
“Setelah semua pembangunan yang sudah kami lakukan selama beberapa tahun terakhir, kemudian badai besar ini datang dan benar-benar menghancurkan semua infrastruktur yang telah pemerintah bangun. Benar-benar hancur.”
“Kami membutuhkan pendanaan internasional untuk membangun (kembali) semua infrastruktur,” katanya.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde, juga telah menyampaikan pernyataan resmi lembaganya. "Saya ingin menyampaikan simpati saya yang terdalam bagi rakyat Vanuatu, yang menderita kerugian yang menghancurkan sebagai akibat dari badai yang melanda negara mereka. Kami siap untuk membantu Vanuatu dengan langkah-langkah nirbirokratis yang cepat, dengan segera setelah bencana dan membangun kembali perekonomian selama beberapa bulan mendatang," kata dia, Minggu, 15 Maret lewat siaran pers.
"Sebuah tim IMF siap untuk mengunjungi Vanuatu dalam waktu dekat untuk membantu pemerintah menilai situasi ekonomi makro dan menentukan kebutuhan pendanaan apa saja. Kami juga berkoordinasi erat dengan Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), dan lembaga lainnya untuk menilai dampak dari bencana alam pada negara dan menentukan cara terbaik untuk kami dapat membantu," tutur dia.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...