Badak Sumatera Ditemukan di Kutai Barat untuk Penyelamatan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Seekor badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) berhasil ditemukan dalam lubang perangkap (pit trap) pada Sabtu, 12 Maret 2016. Berita itu diunggah Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), pada Senin, 21 Maret.
Dalam kurun waktu lima dekade terakhir, ini adalah kali pertama badak sumatera dapat diamati secara langsung di habitatnya di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Badak yang tertangkap itu diketahui berjenis kelamin betina dengan usia sekitar empat – lima tahun. Individu badak itu pernah teridentifikasi kamera jebak yang dipasang Tim Survei Badak WWF Indonesia pada bulan Oktober 2015.
Setelah diketahui keberadaan badak di lubang perangkap, tim segera membangun kandang sementara (boma), tempat badak dapat tinggal di dalamnya selama paling lama dua bulan. Sejak Senin, 14 Maret, badak yang tertangkap sudah berada di dalam boma yang memiliki luas lebih kurang 50 m persegi.
Sampai saat ini, dikutip dari situs wwf.or.id, teridentifikasi melalui kamera jebak dan jejak tapak setidaknya terdapat 15 individu badak sumatera di tiga kantong populasi di wilayah Kabupaten Kutai Barat. Drh Dedi Candra dari Taman Nasional Way Kambas, yang sedang berada di lokasi saat badak ditemukan dalam pit trap, mengatakan kondisi kesehatan badak yang ditemukan dinyatakan mulai dapat menyesuaikan diri dan jerat tali nilon di kaki kiri belakang sudah berhasil dilepaskan seluruhnya.
Kebanggaan Masyarakat Kutai Barat
Sejak Desember 2015, Tim Penyelamatan Badak Sumatera di Kabupaten Kutai Barat, yang dibentuk Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), telah bekerja untuk menyiapkan rencana translokasi badak di Kutai Barat.
“Kami mengapresiasi kerja tim yang telah berhasil menangkap salah satu badak di Kabupaten Kutai Barat. Ini adalah langkah yang memberi harapan dalam upaya kita menyelamatkan populasi badak sumatera di Kalimantan, dan lebih jauh lagi menunjukkan komitmen Indonesia dalam upaya konservasi tumbuhan dan satwa langka”, ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya, dalam konferensi pers di Manggala Wanabakti, Senin (21/3).
Bupati Kutai Barat, Ismail Thomas, dalam kesempatan terpisah menyampaikan keberadaan badak di wilayahnya menjadi kebanggaan masyarakat Kutai Barat. Ia sangat berharap, populasi badak yang diketahui sudah langka ini di Kalimantan bisa dijaga keberadaannya. Pemerintah kabupaten beserta seluruh elemen masyarakat, menurutnya, siap mendukung upaya penyelamatan badak yang sejatinya menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat.
Saat ini KLHK bersama mitra di dalam Tim Penyelamatan Badak Sumatera di Kabupaten Kutai Barat sedang menyiapkan tempat yang akan dijadikan sebagai Suaka Badak Sumatera di Kalimantan di dalam kawasan hutan lindung Kelian. Kawasan hutan lindung itu disahkan oleh Menteri Kehutanan pada tahun 2012 berdasarkan usulan Bupati Kutai Barat pada tahun 2008. (wwf.or.id)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...