Badam Zari Wanita Pertama Menentang Tradisi Mengikuti Pemilu Pakistan
BAJAUR-PAKISTAN, SATUHARAPAN.COM - Badam Zari merupakan wanita pertama dari kalangan wilayah suku Pakistan yang memberanikan diri menjadi anggota parlemen nasional Pakistan. Badam Zari, 45 tahun dari suku Pashtune tinggal di wilayah kota kecil Khar propinsi Bajaur dinyatakan lolos verifikasi oleh komisi pemilu Pakistan. Sekarang sudah mulai berkampanye dan mendapat dukungan dari kelompoknya Federally Administered Tribal Areas (FATA) atau Federasi Wilayah Kesukuan.
Sebelumnya di Pakistan pada pemilu 2008, telah ada kesepakatan antar semua partai politik, baik partai berbasis agama dan sekuler bahwa wanita dilarang mengikuti pemilu. Tapi dalam pemilu sekarang, setiap partai politik telah menerima hak perempuan untuk memilih dan dipilih
Dalam sebuah wawancara, Zari mengatakan "Saya mengikuti pemilu tidak hanya untuk menarik media massa atau orang-orang, saya memiliki dua tujuan utama yang ingin saya capai. Pertama, saya ingin bekerja untuk kemajuan perempuan di daerah suku, yang telah banyak menderita karena sistem suku."
Kedua, dia bilang dia ingin mempromosikan citra lembut daerah suku, yang lebih dikenal dunia dengan militansinya dan konflik kekerasan. Suami Zari, Sultan Mohammad sudah pendukungnya. Sultan Mohammad adalah guru di sebuah sekolah menengah di daerahnya.
Zari mengatakan dia menyadari bahwa ia telah menantang bahaya dengan melakukan hal di luar kebiasaan yang sudah berabad-abad diterapkan suku Pashtun, yang menempatkan seorang wanita hanya untuk pekerjaan rumah. Sejauh ini, katanya, ia belum menerima ancaman dari suku lain atau kelompok-kelompok militan.
"Saya tidak takut. Suami saya berdiri di samping saya, itu sudah cukup, "katanya.
Bajaur, sebuah provinsi kecil di wilayah suku semi otonomi Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan, telah lama menjadi rumah bagi Taliban. Warga secara teratur terjebak dalam pertempuran antara militer Pakistan dan militan.
Zari bertekat melawan segala rintangan, ingin mereformasi citra global tentang negaranya yang diakui sebagai salah satu tempat paling berbahaya di dunia. Dan dia ingin memulai dengan menyediakan layanan dasar seperti air bersih dan listrik, dan juga mendukung hak perempuan dan anak di kawasan itu.
"Saya telah mengambil keputusan terberat dalam hidupku. Saya berharap bahwa tidak hanya perempuan tetapi laki-laki akan mendukung saya karena saya tidak melakukan apa-apa terhadap Islam dan budaya Pashtun, "kata Zari,
"Hati saya menangis ketika saya melihat perempuan mengambil air dari mata air pegunungan, dan anak-anak berjalan dengan kaki telanjang. Saya merasakan penderitaan mereka dari dasar hati saya. Mereka telah dikhianati oleh politisi tradisional selama 64 tahun terakhir."
Keputusan Zari dengan cepat terinspirasi wanita lain, Nusrat Begum, juga mengajukan diri untuk kursi Majelis Nasional dari distrik Dir, wilayah lain di Pakistan yang juga berbatasan dengan Afghanistan dan dikepung oleh militansi dan serangan pesawat tak berawak AS.
Nusrat, juga adalah wanita pertama dalam sejarah di Provinsi Dir yang mengikuti pemilihan. Nusrat merupakan anggota partai politik yang didirikan oleh Imran Khan, Imran Khan awalnya dikenal sebagai pemain kriket nasional yang kemudian menjadi politisi.
Meskipun ada dukungan yang cukup besar pada pencalonan wanita, pengamat pemilu Pakistan melihat kampanye hanya sebagai simbolis, dengan sedikit kesempatan untuk sukses.
"Tidak diragukan lagi, ini adalah langkah berani yang diambil oleh dua perempuan, khususnya, dari Bajaur, namun saya tidak melihat kemungkinan apapun dari kemenangan mereka. "kata Zafarullah, seorang jurnalis dari Bajaur.
(globalpost)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...