Badan HAM PBB Desak Ethiopia Atasi Konflik Muslim-Kristen
PBB, SATUHARAPAN.COM-Kepala hak asasi manusia PBB menyuarakan peringatan atas terjadinya bentrokan mematikan baru-baru ini antara warga Muslim dan Kristen Ortodoks di Ethiopia, dan meminta pihak berwenang untuk menyelidiki dan membawa pelaku ke pengadilan.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet, mengatakan, hari Sabtu (7/5) bahwa dia "sangat tertekan" oleh kekerasan yang meletus akhir bulan lalu di Ethiopia utara, dilaporkan menewaskan sedikitnya 30 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
Bentrokan dimulai di kota Gondar di wilayah Amhara pada 26 April, dilaporkan sehubungan dengan sengketa tanah, sebelum dengan cepat menyebar ke wilayah lain dan ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, katanya.
Dewan Urusan Islam Amhara mengatakan bentrokan juga terjadi ketika pemakaman seorang tetua Muslim, menggambarkan adegan itu sebagai "pembantaian" oleh "ekstrimis Kristen" bersenjata.
Pemakaman di mana serangan itu terjadi bersebelahan dengan sebuah masjid dan gereja dan telah menjadi subyek perselisihan yang sedang berlangsung antara Muslim dan Kristen Ortodoks, yang merupakan kelompok dominan di Ethiopia.
“Saya mengerti dua masjid dibakar dan dua lainnya hancur sebagian di Gondar,” kata Bachelet dalam pernyataannya.
“Dalam serangan pembalasan yang terjadi setelahnya, dua pria Kristen Ortodoks dilaporkan dibakar sampai mati, seorang pria lainnya dibacok sampai mati, dan lima gereja dibakar” di barat daya negara itu, katanya, seraya menambahkan bahwa daerah-daerah lain telah mengalami bentrokan sejak saat itu.
Secara keseluruhan, polisi dilaporkan telah menangkap dan menahan sedikitnya 578 orang di setidaknya empat kota sehubungan dengan bentrokan tersebut, katanya.
"Saya meminta pihak berwenang Ethiopia untuk segera memulai dan melakukan penyelidikan menyeluruh, independen, dan transparan atas setiap insiden mematikan ini," kata Bachelet.
Pihak berwenang harus berusaha untuk "memastikan bahwa mereka yang ditemukan bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban," katanya, menekankan bahwa "pertanggungjawaban individu pelaku sangat penting untuk mencegah kekerasan lebih lanjut."
Pada saat yang sama, “mereka yang ditangkap harus sepenuhnya diberikan proses hukum dan hak pengadilan yang adil sesuai dengan hukum hak asasi manusia internasional, tanpa diskriminasi.”
Kepala hak asasi PBB juga menyerukan tindakan yang lebih luas untuk mendamaikan masyarakat di Ethiopia, di mana Muslim membentuk sekitar sepertiga dari populasi.
“Untuk mencegah kekerasan antar-agama lebih lanjut, sangat penting bahwa penyebab mendasar dari kekerasan yang mengejutkan ini segera ditangani,” katanya, dan mendesak “partisipasi yang berarti dari para penyintas, keluarga, dan komunitas yang terkena dampak.” (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...