Badan PBB: 9,3 Juta Warga Suriah dalam Keputus-asaan
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Valerie Amos, menyampaikan peringatan atas nama lebih dari sembilan juta orang Suriah yang putus asa karena terjebak di tengah konflik.
Valerie Amos pada hari Minggu (12/1) mengatakan, mereka terjebak di daerah yang terputus dari bantuan akibat berbulan-bulan pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak. Dia meminta dunia untuk berbuat lebih banyak bagi mereka yang telah terlantar akibat kekerasan atau dampak krisis yang sedang berlangsung.
Amos menyoroti situasi kemanusiaan yang mengerikan yang menimpa 9,3 juta warga Suriah dalam kunjungannya ke ibu kota negara itu, Damaskus. Dia mengadakan pembicaraan dengan pemerintah dan lembaga mitra kemanusiaan tentang penderitaan masyarakat yang telah diblokir oleh pasukan pemerintah atau oposisi. Mereka tidak dijangkau untuk bantuan selama berbulan-bulan.
"Saya sangat khawatir tentang laporan adanya kelaparan," kata dia. Menurut siaran pers yang dikeluarkan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), lembaga itu membutuhkan lebih banyak bantuan untuk rakyat Suriah.
Perlu Bantuan
Tentang Konferensi Tingkat Tinggi untuk Suriah yang akan diselenggarakan pada 15 Januari di Kuwait, Amos menyerukan masyarakat internasional untuk berbuat lebih banyak untuk membantu para pengungsi dan korban kekerasan yang hidup dalam kondisi putus asa.
Lebih dari 100.000 orang meninggal dan jutaan diusir dari rumah mereka dengan dua juta di antara mereka mencari perlindungan di negara tetangga, sejak konflik meletus pada Maret 2011.
"Banyak keluarga yang tinggal di bangunan kosong, sekolah atau di tempat penampungan sementara, tanpa makanan, air bersih atau obat yang cukup. Kita harus membantu mereka untuk melewati musim dingin yang sangat dingin ini,” kata dia.
Amos juga mengunjungi tempat penampungan yang dikelola oleh Syrian Arab Red Crescent di Jaramana, sebuah pedesaan di pinggir Damaskus. Dia bertemu dengan orang-orang yang kehilangan keluarga, teman, rumah dan pekerjaan mereka.
Dia juga bertemu pengungsi Palestina di sebuah sekolah yang dikelola oleh Badan PBB, World Relief untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). Sekarang lebih dari 80 persen pengungsi Palestina di Suriah membutuhkan bantuan kemanusiaan. (un.org)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...