Ban Ki-moon Desak Para Pemimpin Afrika Mendamaikan Kongo
KAMPALA, UGANDA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa Bangsa (Sekjen PBB), Ban Ki-moon, mendesak para pemimpin negara Afrika menyerukan proses dialog perdamaian untuk menstabilkan politik Kongo bagian Timur.
Wilaya itu hingga kini masih dilanda konflik bertendensi kekerasan, tidak ada tanda-tanda akan berakhir. Ban mengatakan dalam konferensi pers seperti dilansir dari globalnews.ca pada Jumat (24/5) di Uganda. Dia mengharapkan pemimpin lokal mencoba mencari solusi terhadap negara tersebut.
Situai konglik di sana merupakan sebuah kemunduran dalam proses perdamaian yang diprakarsai secara terpisah oleh PBB dan dilaksanakan oleh pasukan penjaga perdamaian yang diberi mandat untuk menumpas habis kelompok pemberontak (M23). Ban mengatakan bahwa pasukan perdamaian akan tiba dalam skuad komplit, “hanya dalam hitungan minggu,” walau demikian hanya seratus tentara dari tiga ribu yang nantinya akan datang.
Bersama dengan Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim, pekan ini Ban bertemu dengan beberapa pemimpin penting Afrika bagian Timur dan Tengah sekaligus berharap menjaga traktat yang ditandatangani PBB dan sebelas negara Afrika pada bulan Februari silam.
PBB menyebut traktat ini sebagai pakta perdamaian dan kerangka kerja sama pertahanan keamanan untuk Kongo. Amat disayangkan karena kini upaya tersebut tertutup dengan adanya konflik baru antara Tentara Kongo dan kelompok pemberontak M23, yang paling kuat persenjataannya saat ini di wilayah Timur Kongo.
Pembicaraan perdamaian di tempat tertentu dan dinahkodai Presiden Uganda Yoweri Museveni malah mencapai jalan buntu, dikhawatirkan akan timbul peperangan lagi. Salah satu wakil M23 mengatakan bahwa mereka akan mempertahankan diri terhadap pasukan PBB, mereka tidak menginginkan seperti Tanzania dan Afrika Selatan yang sudah kehilangan pasukan.
“Kami bergantung kepada kepemimpinan Presiden Museveni dan pemimpin Afrika lainnya,” ujar Sekjen PBB tersebut. M23, saat ini dianggap sebagai aktor yang paling bertanggung jawab atas kerusuhan di Rwanda.
Ban Ki-moon telah mengunjungi Goma, ibu kota provinsi Kongo Timur pada Kamis (22/5) setelah salah seorang pimpinan M23 menyerukan gencatan senjata sehingga kunjungan Ban Ki-moon bisa diteruskan. Sekjen PBB mengatakan bahwa ia terkesan dengan orang Kongo yang dapat menceritakan kisah-kisah sedih perang saudara tersebut dengan tetap tersenyum.
“Penduduk Kongo sudah letih dan lesu dengan perang berkepanjangan, dan kesewenang-wenangan, apalagi ketidakberdayaan berujung kemiskinan, " ujar Ban.
Wakil pemberontak M23 mengatakan mereka sesungguhnya tertarik dengan pembicaraan perdamaian dengan Tentara Kongo, yang berlangsung di ibukota Uganda, Kampala, walau pada akhirnya menarik diri. Para pemberontak tetap bersikukuh bahwa Pasukan Perdamaian PBB yang baru untuk Kongo bertindak terlalu agresif.
Pada bulan November silam pemberontak M23 menguasai kota Goma, yang dihuni hampir sejuta penduduk itu. Akan tetapi M23 mundur sepuluh hari setelah adanya tekanan pihak internasional. Mundurnya pasukan M23 ini adalah momen tepat bagi PBB memasukkan lebih banyak pasukan dengan mandat yang tak dapat ditunda-tunda lagi.
Ban Ki-moon percaya kolaborasi pasukan PBB yang baru dengan Bank Dunia yang akan menambah pinjaman keuangan sebesar satu juta dolar pada hari Kamis yang lalu (23/5) adalah kabar yang menggembirakan. Pinjaman tersebut untuk sektor kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainnya di Kongo dan daerah lain yang di luar itu.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...