Timur Tengah Membutuhkan Solidaritas Gereja untuk Perdamaian
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - "Solidaritas Kristen berarti bahwa kita peduli Christian solidaritas berarti bahwa kita peduli pada kehidupan, hak-hak dan martabat semua umat manusia, dan kita bekerja sama dalam harapan untuk masa depan yang lebih baik," kata Dr. Olav FykesTveit, Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-gereja Dunia (World Council of Churches / WCC), Kamis (23/5) di Beirut.
Dia menegaskan bahwa solidaritas seperti itu sangat dibutuhkan dalam konteksnTimur Tengah, yang tengah menghadapai konflik dan gejolak politik, kata Tveit dalam konferensi internasional tentang situasi umat Kristen di Timur Tengah. Yang diselenggarakan Dewan Gereja-gereja Timur Tengah (Middle East Council of Churches /MECC).
Tveit menyoroti pentingnya “salib” sebagai simbol harapan bagi gereja secara global dalam solidaritas dengan orang Kristen di dunia Arab. "Kita dipanggil untuk memikul salib kita sebagai murid, tapi kita juga harus memikul salib satu orang lain, dan menunjukkan bagaimana kita berbagi. Salib ini sebagai simbol pemersatu antara satu keluarga ekumenis global," kata Tveit.
Tveit menjelaskan bahwa kehadiran WCC dalam konferensi tersebut lebih untuk mendengarkan keprihatinan gereja-gereja di Timur Tengah dan belajar dari pengalaman mereka hidup bersama dalam pluralitas dengan agama lain.
"Dengan pikiran dan hati terbuka, dan dengan doa, kita melihat bagaimana kita dapat bekerja sama untuk masa depan gereja-gereja di sini, di daerah ini dan untuk keadilan dan perdamaian bagi semua," tambahnya.
Tveit mengatakan bahwa WCC sangat terlibat dengan isu-isu perdamaian di kawasan tersebut, terutama dalam kaitannya dengan damai bagi Palestina dan Israel sesuai dengan hukum internasional.
"Bersama dengan gereja-gereja di wilayah ini, kami menganjurkan untuk perdamaian yang didasarkan pada penghormatan terhadap hak asasi manusia, mengakhiri pendudukan ilegal dan bebas dari kekerasan," tambahnya.
Tveit juga membahas masalah di Suriah. Wilayah ini menjadi perhatian signifikan gereja-gereja di seluruh dunia. Dia mengatakan bahwa rakyat Suriah telah membayar harga yang besar atas kegagalan pemerintahan dalam melindungi warganya.
"Ini adalah kegagalan masyarakat internasional untuk memberikan solusi politik untuk menghindari tragedi di Suriah, yang juga termasuk penculikan dua uskup Ortodoks Suriah dari Aleppo," katanya menegaskan.
Hanya melalui keterlibatan dan memberi pengaruh terhadap aktor-aktor nasional dan masyarakat internasional, dapat ditemukan solusi politik untuk mengakhiri konflik di Suriah. Dan hal itu harus ditemukan, kata Tveit.
Pembicara lain pada konferensi ini termasuk Dr Michel Jalkh,Sekretaris Jenderal MECC,Katharine Jefferts Schori, dari Gereja Episkopal di Amerika Serikat, Uskup Munib A. Younan, Presiden Federasi Lutheran Sedunia; Habib Badr, Presiden Gereja Injili Nasional Beirut, dan Patriark Mor Ignatius Joseph Younan III, Presiden MECC itu.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...