Ban Ki-Moon Imbau DK PBB Bertindak Cepat di Republik Afteng
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Jumat (14/3) mengimbau Dewan Keamanan untuk mengambil keputusan dengan segera mengenai pengerahan 12.000 pasukan penjaga perdamaian ke Republik Afrika Tengah yang dilanda konflik.
Pasukan yang direkomendasikan oleh Ban dalam sebuah laporan kepada dewan pekan lalu akan menjadi upaya terbaru untuk memulihkan ketertiban dan keamanan di negara yang dilanda kekerasan sejak kudeta pada Maret tahun lalu itu.
Prancis akan menyerahkan resolusi mengizinkan untuk operasi itu, yang dipercaya dapat diterapkan sebelum pertengahan April, menurut para diplomat.
Namun, karena waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kebijakan seperti itu, pasukan tersebut tidak akan dikerahkan dalam waktu enam bulan ke depan.
Ban, yang berbicara kepada pers setelah berpidato di hadapan Majelis Umum, mendesak "Dewan Keamanan untuk bertindak cepat menanggapi rekomendasi saya untuk sebuah operasi penjaga perdamaian PBB.”
Bala bantuan tambahan itu akan mendukung sekitar 6.000 penjaga perdamaian MISCA yang dipimpin oleh Afrika dan 2.000 tentara Prancis dari operasi Sangaris yang telah berada di tempat itu.
Republik Afrika Tengah, bekas koloni Prancis, dilanda kekacauan setelah para pemberontak terutama dari kelompok Seleka Muslim merebut kekuasaan pada Maret 2013.
Kekerasan Muslim-Kristen yang terjadi akibat pemberontakan tersebut telah menewaskan ribuan orang dan mendorong PBB untuk berbicara tentang ketakutan genosida dan pembersihan etnis.
Sekretaris jenderal menyambut tiga pemimpin agama Afrika Tengah.
"Bersama-sama, kami mengirim pesan penting bahwa konflik di Republik Afrika Tengah bukan masalah agama," kata Ban. "Apa yang kita lihat adalah manipulasi afiliasi etnis dan agama untuk kepentingan politik.
"Saya berharap bahwa orang-orang dari Republik Afrika Tengah tidak lagi merasa takut dan menemukan jalan mereka kembali ke koeksistensi yang telah menjadi tradisi lama negara itu.” (AFP)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...