Bank Indonesia Optimis Cadangan Devisa Terjaga
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar rupiah terus turun beberapa hari terakhir. Bahkan, mencapai Rp 11.200/US$ dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI), Jumat (6/9) kemarin. Selain itu, terjadi defisit perdagangan yang melonjak tinggi pada Juli 2013. Namun, Bank Indonesia memastikan cadangan devisa pada akhir Agustus 2013 tercatat sebesar US$ 93 miliar. Mereka menganggap cadangan ini relatif stabil dibandingkan posisi pada akhir Juli 2013 sebesar US$ 92,7 miliar.
“Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan lima bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Jika hanya dibandingkan dengan impor, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan 5,2 bulan impor,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi A. Johansyah, di Jakarta, Jumat (6/9).
Menurut Difi, Bank Indonesia menilai jumlah cadangan devisa tersebut masih cukup untuk menghadapi tekanan pada neraca pembayaran. Namun demikian, masih tingginya tekanan dan ketidakpastian perekonomian global ke depan memerlukan langkah-langkah antisipasi baik dengan penguatan respon bauran kebijakan maupun ketahanan dalam menghadapi gejolak eksternal, termasuk bantalan kecukupan cadangan devisa secara berlapis (second line of defense).
Dalam kaitan ini, sebagaimana telah diumumkan sebelumnya, menurut Difi, Bank Indonesia telah menandatangani perpanjangan Bilateral Swap Agreement (BSA) dengan Bank of Japan sebagai agen Menteri Keuangan Jepang sebesar US$ 12 miliar. Ini berlaku efektif 31 Agustus 2013.
“Pembahasan untuk kerjasama serupa juga sedang dilakukan dengan bank-bank sentral di kawasan,” pungkas Difi. (Bank Indonesia)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...