Surat Paus pada Putin: Perekomonian Tumbuh dengan Hidup Yang Bermartabat bagi Semua
VATIKAN, SATUHARPAN. COM – Paus Fransiskus mengirim surat kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Rabu (4/9) terkait pertemuan para pemimpin negara anggota G-20 di St Petersburg, Rusia.
Kepada Putin, selaku tuan rumah, Paus mengharapakan para pemimpin negara dengan ekonomi terkuat itu untuk mengembangkan ekonomi keuangan global yang adil untuk mengatasi masalah kemiskinan dan mengangkat martabat manusia.
Paus juga mengingatkan agar para pemimpin dunia meninggalkan solusi militer dan perang untu mengatasi perang sipil di Suriah, dan sebaliknya mempromosikan upaya politik, negosiasi dan damai. Berikut ini surat Paus selengkapnya yang diperoleh dari Radio Vatikan.
Kepada Yang Mulia
Tuan Vladimir Putin, Presiden Federasi Rusia
Dalam perjalanan tahun ini, Anda mendapat kehormatan dan tanggung jawab memimpin kelompok dua puluh negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Saya sadar bahwa Federasi Rusia telah berpartisipasi dalam kelompok ini sejak awal dan selalu memiliki peran positif dalam mempromosikan tata pemerintahan dan keuangan dunia yang baik, yang telah sangat terpengaruh oleh krisis tahun 2008.
Dalam konteks situasi sekarang yang sangat saling bergantung, kerangka keuangan global dengan aturan yang jelas dan adil diperlukan untuk mencapai dunia yang lebih adil dan persaudaraan, di mana dimungkinkan untuk mengatasi kelaparan, menjamin pekerjaan yang layak dan perumahan untuk semua, serta pelayanan dasar kesehatan.
Kepresidenan Anda dalam KTT G-20 tahun ini telah berkomitmen untuk mengkonsolidasikan reformasi organisasi keuangan internasional dan untuk mencapai konsensus tentang standar keuangan sesuai dengan keadaan saat ini. Namun perekonomian dunia hanya akan berkembang dengan cara hidup yang bermartabat bagi semua umat manusia, dari yang tertua pada janin, bukan hanya bagi warga negara anggota G-20 tetapi untuk setiap penghuni bumi, bahkan mereka yang dalam situasi sosial yang ekstrim atau di tempat terpencil.
Dari sudut pandang ini, adalah jelas bahwa bagi masyarakat dunia, konflik bersenjata selalu dengan sengaja meniadakan harmoni internasional dan menciptakan perpecahan mendalam dan luka dalam yang membutuhkan bertahun-tahun untuk menyembuhkan. Perang adalah penolakan konkret untuk mengejar tujuan-tujuan ekonomi dan sosial yang besar yang telah ditetapkan masyarakat internasional, seperti yang terlihat, misalnya dalam Millenium Development Goals (MDGs).
Sayangnya, banyak konflik bersenjata yang terus menimpa dunia saat ini menghadirkan gambaran pada kita secara dramatis penderitaan, kelaparan, penyakit dan kematian. Tanpa perdamaian, tidak ada pembangunan ekonomi. Kekerasan tidak pernah melahirkan perdamaian, kondisi yang diperlukan untuk pembangunan.
Pertemuan Kepala Negara dan Pemerintahan dari dua puluh negara yang paling kuat, dengan dua - pertiga dari penduduk dunia dan 90 persen dari GDP global, tidak ada masalah keamanan internasional sebagai tujuan utamanya. Namun demikian, pertemuan itu pasti tidak akan lupa situasi di Timur Tengah dan khususnya di Suriah. Hal ini disesalkan, bahwa sejak awal konflik di Suriah, kepentingan sepihak telah menang dan pada kenyataannya menghambat mencari solusi untuk menghindari pembantaian yang tidak masuk akal yang sekarang berlangsung.
Para pemimpin G20 tidak dapat tetap abai terhadap situasi dramatis pada rakyat Suriah tercinta yang telah berlangsung terlalu lama, dan bahkan risiko membawa penderitaan yang lebih besar ke wilayah yang diuji dengan kepahitan oleh perselisihan dan memerlukan perdamaian.
Kepada para pemimpin sekarang, untuk setiap orang, saya menyerukan dengan tulus bagi mereka untuk membantu menemukan cara untuk mengatasi posisi konflik dan untuk mengesampingkan usaha mengejar sia-sia melalui solusi militer. Sebaliknya, biarlah ada komitmen baru untuk mencari, dengan keberanian dan tekad, solusi damai melalui dialog dan negosiasi para pihak, dengan suara bulat didukung oleh masyarakat internasional.
Selain itu, semua pemerintah memiliki kewajiban moral untuk melakukan segala kemungkinan untuk memastikan bantuan kemanusiaan untuk mereka yang menderita karena konflik, baik di dalam dan di luar perbatasan negara.
Tuan Presiden, dengan harapan bahwa pikiran-pikiran ini dapat menjadi sumbangan spiritual yang memadai untuk pertemuan Anda, saya berdoa untuk keberhasilan dan sukses dari tugas G-20 pada kesempatan ini.
Saya mengharapkan kelimpahan berkat untuk KTT di St Petersburg, pada para peserta dan warga negara-negara anggota, dan atas pekerjaan dan upaya kepemimpinan Rusia pada pertemuan G-2 tahun 20130. Seraya berdoa untuk Anda, saya mengambil kesempatan ini untuk meyakinkan Anda, Tuan Presiden, dari pertimbangan saya yang tertinggi.
Dari Vatikan, 4 September 2013
Ttd
Fransiskus
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...