Bank Mandiri Dipastikan Aman dari Caplokan Asing
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kapitalisasi pasar atau populer dengan sebutan market cap sebuah bank penting sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di sektor keuangan. Market cap yang merupakan perkalian antara jumlah saham dengan harga pasar saham tersebut, menentukan keberadaan sebuah bank.
“Market cap penting karena itu yang menentukan eksistensi sebuah bank, kita harus bisa lihat contoh di negara sebelah, Malaysia, yang ada Maybank kok dia bisa beli CIMB dan Niaga sekaligus, pada 2008, ya itu terjadi karena market cap kedua bank (yang dibeli) itu kecil, sementara Bank Mandiri market cap-nya besar, jadi kita aman,” kata Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, saat menghadiri Rapat Kerja Komisi XI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (8/4).
Budi menjelaskan bahwa market cap yang kecil menyebabkan sebuah bank dapat dibeli pihak asing. Padahal, banyaknya bank asing yang hadir di Indonesia saat ini sudah mengkhawatirkan, karena dianggap dapat mengganggu kedaulatan perbankan nasional.
“Di 2020 nanti kami bercita-cita ingin menjadi the best bank di ASEAN (kawasan Asia Tenggara), market cap kita diharapakan mencapai 55 miliar dolar AS, karena angka itu keluar setelah kami memperhitungkan tren beberapa bank besar di Asean, kalau bisa kami akan lebih besar dari Bank DBS,” Budi menambahkan.
Sementara itu aset Bank Mandiri juga mengalami pertumbuhan pesat, tiga kali lipat dari aset pada 2005 yang sekitar Rp 253 triliun menjadi Rp 855 triliun pada 2015.
"Aset Bank Mandiri 2005 sebesar Rp253 triliun, sekarang Rp855 triliun, tumbuh tiga kali lipat dalam 10 tahun. Tahun ini akan tembus Rp1.000 triliun," jelas dia.
Pada RDP kali ini dari jajaran Bank Mandiri dihadiri antara lain Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin beserta direksi yang lain, Ogi Prasetyono, Heri Gunardi, Kartini Sally dan Kartiko Wirjoatmojo.
Budi menjelaskan Bank Mandiri saat masih dikomandoi Agus Martowardjojo dahulu telah membuat repelita (rencana pengembangan lima tahunan) dan telah ada peningkatan market cap. "Pada 2005 nilainya Rp 33 triliun dan pada 2015 menjadi Rp 251 triliun. Pemerintah punya 60 persen saham yaitu Rp 140 triliun, naik dari Rp16 triliun ke Rp 140 triliun dalam 10 tahun. Angka ini lebih besar dari kontribusi profit Bank Mandiri ke pemerintah," kata Budi.
Pada kesempatan itu Budi menjelaskan bahwa saat ini masih ada beberapa pejabat direksi bank BUMN ini yang belum selesai menjalankan uji kepatutan dan kelayakan, setelah terpilih beberapa waktu lalu.Mendengar hal tersebut para pemimpin Komisi XI mengharapkan Bank Mandiri segera menyelesaikan fit dan proper test untuk posisi jabatan yang saat ini penting bagi industri perekonomian, keuangan dan pernbankan Indonesia.
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...