Bank Sentral Tiongkok Secara Tiba-tiba Devaluasi Yuan 2 Persen
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Yuan melemah tajam ke level terendah dalam tiga tahun terakhir pada hari ini Selasa, 11 Agustus, setelah bank sentral Tiongkok secara mengejutkan melakukan devaluasi, yang kemudian menyeret dolar Australia turut anjlok, menambah elemen potensi kerapuhan pasar valuta asing di kawasan sekitarnya.
Dalam upaya untuk mendorong ekspornya agar lebih kompetitif dan menopang perekonomian setelah buruknya laporan kinerja terbaru, bank sentral Tiongkok mendevaluasi yuan hampir 2 persen hari ini, menurut laporan Reuters.
Kurs tengah yuan ditetapkan sebesar 6,2298 per dolar AS, dibandingkan dengan 6,1162 pada hari Senin, dimana kurs tengah bank sentral didasarkan kurs tengah yuan pada harga penutupan hari sebelumnya. Di pasar spot yuan anjlok sekitar 2 persen ke level 6,3360, terlemah sejak September 2012.
"Yuan telah menjadi relatif mahal seiring dengan melemahnya mata uang Asia lainnya terhadap dolar. Dengan kekhawatiran perlambatan ekonomi akan berlanjut, devaluasi yuan adalah satu-satunya hal belum dilakukan oleh Tiongkok setelah menerapkan kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan kebijakan mendorong ekuitas," kata Masafumi Yamamoto , ahli strategi senior di Monex di Tokyo.
"Devaluasi yuan mungkin tidak akan berakhir di sini. Mata uang seperti dolar Singapura, won Korea Selatan dan dolar Taiwan, yang bersaing dengan Tiongkok, kini juga sedang jatuh, dan langkah Tiongkok hari ini dapat memicu berita menggemparkan yang menjadi awal perang devaluasi," kata dia.
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...