Bantuan Kemanusiaan untuk kota Homs Akan Tiba Hari Senin
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Mediator perundingan dama untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, mengharapkan bantuan kemanusiaan bisa sampai di Homs, Suriah pada hari Senin (27/1), setelah kedua pihak yang berundi di Jenewa membahas masalah kemanusiaan pada hari Sabtu (25/1).
Dia mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan untuk warga yang terjebak dalam konflik kekerasan di kota Homs, Suriah, menduduki puncak agenda pada pertemuan Sabtu (25/1) sore yang berlangsung sekitar dua jam di Jenewa Swiss.
"Kami berharap bahwa pada akhirnya beberapa konvoi bantuan yang membawa barang, baik makanan dan non makanan, serta obat-obatan akan diizinkan untuk menuju ke kota tua itu," kata Brahimi yang juga Wakil Khusus Gabungan PBB dan Liga Arab untuk Suriah.
Dia mengatakan ada kemajuan perundingan antara kedua pihak, pemerintah dan oposisi Suriah, di Jenewa di mana duanya duduk bersama di satu ruang dan memulai pembicaraan. Sebelumnya delegasi pemerintah mengancam akan meninggalkan perundingan karena menilai pihak lain tidak siap dan tidak serius.
Namun Lakhdar Brahimi sebagai penengah telah meyakinkan keduanya untuk tetap tinggal dan memulai perundingan. Pertemuan di Jenewa diperkirakan akan berlangsung sampai akhir pekan depan.
Sementara itu, terkait bantuan untuk HOMS, Gubernur Homs telah berbicara kepada tim PBB di Damaskus. Dia diharapkan bertemu dengan penasihat keamanannya besok tentang rencana konvoi. Lakhdar Brahimi menambahkan, "jika hal itu memungkinkan besok dilakukan, mungkin (bantuan) itu akan masuk (Homs) pada hari Senin (27/1)."
Lebih dari 130.000 orang terbunuh dan sekitar 9,5 juta orang terusir dari rumah mereka sejak konflik meletus pada Maret 2011 di Suriah. Perang sipil berkobar antara Pemerintah dan berbagai kelompok yang ingin menggulingkan Presiden Bashar Al-Assad.
PBB menyebutkan, sekarang ini, lebih dari 9,3 juta orang di dalam negeri Suriah membutuhkan bantuan kemanusiaan, dan lebih dari 2,5 juta di antaranya tinggal di daerah di mana akses dibatasi secara ketat atau tidak ada akses sama sekali, seperti Homs. Hal itu telah terjadi selama berbulan-bulan, dan makin berat ketika musim dingin mulai datang.
"Jika kita mencapai sukses di Homs, kami berharap bahwa ini akan menjadi awal bagi kita untuk mendiskusikan isu-isu lain," kata Brahimi kepada wartawan.
Tujuan Konferesi
Tujuan konferensi Jenewa II untuk mencapai solusi politik atas konflik tiga tahun di Suriah melalui perjanjian komprehensif antara kedua belah pihak, dan untuk implementasi penuh dari komunike Jenewa I. Komunike itu diadopsi setelah pertemuan internasional pertama mengenai masalah ini pada 30 Juni 2012, dan disahkan oleh Dewan Keamanan PBB.
Komunike tersebut menjabarkan langkah kunci dalam proses untuk mengakhiri kekerasan, antara lain menyerukan pembentukan sebuah badan transisi dengan kekuasaan eksekutif penuh dan dibuat oleh anggota Pemerintah hadir dan oposisi dan kelompok-kelompok lain. Hal itu sebagai bagian dari prinsip-prinsip dan pedoman untuk transisi politik Suriah.
Brahimi mengatakan dia mengharapkan untuk melanjutkan pembicaraan dengan kedua belah pihak lagi hari Minggu (26/1)pagi untuk membahas tahanan dan orang-orang yang diculik dan melihat apakah ada yang dapat dilakukan untuk kebebasan mereka. Kalau tidak semuanya, setidaknya beberapa orang yang telah kehilangan kebebasan mereka.” (un.org)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...