Banyak Orang Australia Hidup Lebih Besar Pasak Daripada Tiang
AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM - Pusat Ekonomi Bankwest Curtin, Australia Barat, menyatakan rata-rata rumah tangga di Australia saat ini memiliki utang tiga kali lebih besar dibandingkan 25 tahun lalu.
Dikatakan juga, warga Australia banyak yang hidup dengan prinsip "lebih besar pasak daripada tiang".
Di tahun 1990, rata-rata utang satu keluarga adalah kurang dari enam bulan penghasilan tahunan. Sekarang utang itu adalah 18 bulan dari penghasilan tahunan.
Direktur Pusat Ekonomi Bankwest Curtin Profesor Alan Duncan mengatakan warga Australia harus berhati-hati dengan keadaan ini, karena sekarang adalah masa tidak menentu mengenai lapangan kerja dan juga kenaikan harga rumah.
"Kalau kita lihat rasio antara utang dengan penghasilan, dengan utang meningkat tajam, dan khususnya rumah tangga yang mendekati pensiun, maka kita pantas berhati-hati," kata Duncan seperti dilansir australiaplus.com, Rabu (17/6).
"Saya kira ada resiko lebih besar, khususnya disiplin menabung guna mempersiapkan diri di masa susah tidak dilakukan, seperti yang tampak ketika terjadi krisis ekonomi global di tahun 2008, sehingga yang terjadi adalah banyak rumah tangga yang hidup tidak sesuai dengan pendapatan mereka."
Menurut Duncan, kecenderungan peningkatan utang ini terjadi karena adanya paket pinjaman rumah di tahun 1980-an dan 1990-an, yang memungkinkan pemilik rumah menarik uang dari pinjaman rumah, tanpa mereka harus menjual rumah.
"Dengan ini tingkat utang akan meningkat bagi mereka yang tidak berhati-hati menggunakan produk tersebut," katanya.
Kesenjangan juga melebar antara rumah tangga yang menabung dengan rumah tangga yang tidak menabung.
Duncan mengatakan rumah tangga yang memiliki tabungan banyak, biasanya memiliki penghasilan lebih banyak. Mereka juga menabung 200 kali lebih banyak dibandingkan yang tidak.
Duncan juga mengatakan bahwa para pemilik properti harus memperluas area investasi mereka guna mengurangi resiko.
"Ada kecenderungan konsentrasi aset rumah tangga ke properti saja karena adanya suku bunga yang rendah dan naiknya harga properti, namun resikonya bisa meningkat bila situasi pasar perumahan berubah."
"Jadi penting sekali kita memiliki berbagai portofolio berbeda dalam soal tabungan, dan kenyataan bahwa tidak semua orang bisa melihat hal yang sama, menimbulkan kekhawatiran."
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...