Loading...
INDONESIA
Penulis: Ignatius Dwiana 08:32 WIB | Senin, 08 Juli 2013

Banyak Wakil Rakyat Tidak Punya Komitmen

Pastur Ordo Fransiskan, Romo Kristo, di acara deklarasi Posko Gotong Royong untuk Caleg Bersih di Dewan Pimpinan Nasional Relawan Perjuangan Demokrasi (DPN REPDEM) Jakarta pada hari Jum’at (5/7). (Foto Ignatius Dwiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia tidak lagi dibangun atas dasar nilai demokrasi tetapi transaksional. Sistem demokrasi telah dirampok kaum kapitalis sehingga mengesampingkan nilai demokrasi dan tidak memperhitungkan rakyat. Sekarang ini, Indonesia membutuhkan orang-orang khusus yang hidup atas dasar nilai.

Hal itu diungkapkan Romo Kristo  di tengah acara deklarasi Posko Gotong Royong untuk Caleg Bersih di Dewan Pimpinan Nasional Relawan Perjuangan Demokrasi (DPN REPDEM) Jakarta pada hari Jum’at (5/7).

Pastor dari Ordo Fransiskan ini mengatakan,“Yang menang yang untung. Yang kalah rakyat… dan menjadi pihak yang buntung.  Uang rakyat dikelola sebagai bisnis, bukan lagi keberpihakan. Kita harus mendukung caleg-caleg yang punya nilai. Kita perlu caleg yang punya kejujuran."

" Amat sulit di negara ini mencari orang yang jujur, orang yang tulus. Sebenarnya tidak sulit kalau orang punya komitmen untuk itu. Tetapi banyak wakil rakyat kita tidak punya komitmen atas kejujuran, ketulusan. Jujur terhadap rakyat, jujur terhadap konstituen. Karena hanya dengan kejujuran orang mempercayakan kita. Kalau tidak, orang tidak akan percaya kita lagi,” kata dia.

“Kita bisa menyaksikan sekarang, tontonan ketidakadilan sangat vulgar. Yang kaya sangat kaya, yang miskin sangat miskin. Karena itu kita butuh caleg yang punya keberpihakan jelas terhadap nilai keadilan, bukan menjadi pelaku ketidakadilan. Dia harus menjadi pendukung, pejuang keadilan. Karena dengan hanya itu negara ini dapat berjalan dengan baik,” tambahnya menegaskan

Wakil rakyat harus bekerja memberikan pendidikan politik, mencerdaskan orang-orang miskin supaya orang-orang miskin yang tidak beruntung, ditelantarkan, dipinggirkan dapat memperjuangkan haknya.

“Sebagai tokoh agama, saya tidak mau iman itu mati. Kita harus memperjuangkan iman yang hidup, iman yang terlibat dalam hidup bersama. Iman yang berdampak pada politik, pada hidup bersama.” Kata Romo Kristo.

 

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home