Basuki: DKI Belum Sepenuhnya Siap Hadapi Banjir
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui DKI belum siap sepenuhnya menghadapi banjir tahun 2014 ini. Basuki menuding belum siapnya ini karena buruknya kinerja Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta sepanjang 2013.
“Kita enggak siap penuh ini, jujur saja, kita sangat kecewa. Misalnya Jakarta Timur. Kalau menurut saya, harusnya Suku Dinas (Sudin) PU Jakarta Timur itu sudah beres di tahun 2014, dikerjakannya sepanjang 2013 kan,” kata Basuki di Balai Kota Jakarta, Jumat (14/11).
Basuki menjelaskan saat ini di wilayah timur Jakarta masih terjadi banjir, padahal memiliki Kanal Banjir Timur (KBT) yang masih memiliki kedalaman 2 meter. Ia menyesalkan kenapa PU tidak enggan membuat sodetan, membuat gorong-gorong atau menggali dan memperbaiki selokan untuk melancarkan aliran air di seluruh wilayah timur Jakarta menuju KBT.
“Jadi ya sudah, tahun ini dengan ganti kepala PU kemarin, kita harapkan bisa mengejar ini. kita punya alat berat sendiri kok, Box Culverts bisa beli di e-catalog. Jadi memang saya lihat otaknya yang tidak mau nyelesaikan masalah, cuma mau honor proyek,” ujarnya ketus.
Basuki menyesalkan sebelumnya jalan hanya ditinggikan menggunakan beton dan hotmix, tetapi tidak mengatasi sumber airnya yang menyebabkan genangan tersebut.
Tetapi di wilayah utara Jakarta dikatakan sudah hampir beres, hanya tinggal sedikit membenahi sungai.
Pada musim hujan tahun ini sampai seterusnya, Basuki menegaskan lurah dan camat juga harus memperhatikan wilayahnya, bukan lagi melempar-lempar tanggung jawab itu urusan Sudin. Oleh sebab itu ia memberikan Pegawai Harian Lepas (PHL) untuk membantu camat dan lurah membenahi wilayahnya.
Jika terjadi genangan, baik camat maupun lurah harus mencatat siapa yang mengerjakannya, entah itu PHL atau Sudin sendiri, kalau tidak ada catatan, jabatan mereka akan kembali distafkan.
Terkait pembangunan waduk menurut Basuki untuk mengantisipasi siklus lima tahunan di mana air pasang tinggi. Pada saat air pasang tinggi, tentu keberadaan pompa tidak akan ada gunanya, selain memanfaatkan waduk yang ada untuk menampung air yang berlebihan. Saat ini sedang diupayakan beberapa pembangunan waduk baru, misalnya Waduk Brigif di Jakarta Selatan. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...