Bayi Badak Putih Yang Hampir Punah Lahir di Kebun Binatang Santiago
Tim perawat bayi badak putih bernama Silverio menyatakan bayi badan putih itu sehat.
SANTIAGO-CHILE, SATUHARAPAN.COM-Hannah, seekor badak putih berusia 13 tahun, telah melahirkan bayi badak yang baru di kebun binatang yang langka untuk melahirkan spesies yang hampir terancam punah.
Kedatangan anak badak jantan yang diberi nama Silverio, dua pekan lalu, menandai ketiga kalinya seekor badak putih dilahirkan di Amerika Selatan. Kebun Binatang Buin di ibu kota Chile, Santiago, memperkenalkan Silverio ke publik pada hari Selasa (2/7) saat ia mengambil langkah besar pertamanya setelah 12 hari perawatan medis di dalam kurungan.
Pihak kebun binatang memuji kelahirannya sebagai “prestasi besar” bagi para konservasionis di seluruh dunia. Selama setahun terakhir, hanya delapan badak putih selatan yang lahir.
Direktur Kebun Binatang Buin menjelaskan bahwa serangkaian kegagalan dalam percintaan badak baru-baru ini telah memupus harapan para pegiat konservasi dalam upaya membiakkan spesies tersebut di seluruh benua. Namun Hannah dan Oliver – sepasang badak putih selatan yang dikirim ke Santiago dari sub-Sahara Afrika lebih dari satu dekade yang lalu – berhasil menghasilkan tiga anak badak di satu kebun binatang ini.
“Ada beberapa kebun binatang di Amerika Latin yang memiliki pasangan badak dan tidak berhasil bereproduksi,” kata direktur kebun binatang Ignacio Idalsoaga. “Kami berkontribusi dengan melahirkan anak kesembilan untuk spesies yang hanya tersisa sedikit di alam liar.”
Kisah sukses ini terjadi karena semakin sedikitnya badak putih yang berkeliaran di dataran Afrika. Badak putih utara secara efektif punah meskipun komunitas ilmiah internasional mulai memulihkan jumlah spesies melalui reproduksi terbantu dan penelitian sel induk.
Badak putih selatan, sepupu dekat dari badak putih utara dan merupakan spesies yang lebih umum, statusnya telah diklasifikasikan ‘hampir punah’ oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), otoritas ilmiah utama di dunia. Saat ini hanya ada lebih dari 10,000 ekor badak putih selatan yang masih hidup di dunia, dengan sebagian besarnya berada di kebun binatang.
Hal ini masih merupakan perkembangan besar dari saat pergantian abad ke-19, ketika spesiesnya diburu sampai hampir terlupakan. Upaya konservasi yang intensif sampai beberapa dekade terakhir menyelamatkan badak putih selatan dari ujung kepunahan, sebuah contoh langka pemulihan kuat dari dalam menghadapi bahaya.
Namun hal ini masih dapat berubah, ujar seorang konservasionis, jika pemburu melanjutkan untuk membunuh badak demi cula mereka dan para mamalia mengalami kesulitan untuk berkembang biak di penangkapan, dengan masa kehamilan selama 18 bulan dan seringkali diperlukan lebih dari satu pejantan untuk merangsang reproduksi.
Manusia adalah satu-satunya predator bagi badak menurut laporan dari Uni Internasional unutk Konservasi Alam (IUCN), dengan para pemburu membunuh setidaknya 1,000 badak per tahun. Sementara itu kurang lebih 17 badak lahir setiap tahunnya. (AP)
Editor : Sabar Subekti
MUI: Operasi Kelamin Tak Ubah Status Seseorang dalam Hukum A...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengomentari v...