Bayi dari Ibu Korban di Gaza Akhirnya Meninggal
GAZA, SATUHARAPAN.COM - Seorang bayi yang lahir prematur dan diselamatkan oleh dokter di Gaza dari rahim ibunya meninggal pada hari Minggu (27/7) akhirnya meninggal karena komplikasi. Selain itu, pemadaman listrik telah mempengaruhi unit perawatan intensif di rumah sakit di mana dia dirawat.
Bayi berusia enam hari itu lahir melalui operasi caesar darurat pada hari Jumat setelah dokter di rumah sakit Deir al Balah di Gaza bagian tengah berhasil menyelamatkannya dari rahim ibunya. Sang ibu meninggal akibat serangan tank Israel yang menghancurkan rumahnya.
Ibu berusia 23 tahun itu, Shayma al-Sheikh Qanan, hamil delapan bulan, dan bayi itu diberi nama ibunya.
Namun bayi itu mengalami kekurangan oksigen sejak kematian ibunya dan dokter berhasil melakukan operasi. Dia terhubung ke respirator di ruang bersalin di rumah sakit Khan Yunis di Gaza selatan.
"Bayi mengalami kekurangan oksigen di dalam rahim setelah jantung ibunya berhenti," kata Dr Abdel Karem al-Bawab, kepala bangsal bersalin di rumah sakit Nasser, kepada AFP, hari Kamis (31/7).
"Kekurangan ini disebabkan bayi tiba-tiba mengalami sesak nafas, dan rendering otaknya mati," katanya tentang tragedi yang terjadi hari Rabu itu.
"Kekurangan tenaga listrik yang sedang berlangsung berperan dalam tragedy itu, karena tabung oksigen tidak bekerja dengan baik dan kami harus menyadarkan dia lebih dari sekali secara manual,” kata dia menambahkan.
Dokter mengatakan kepada AFP, awal pekan ini bahwa tanda-tanda vitalnya telah stabil, tetapi dia harus berada di respirator untuk "setidaknya tiga minggu lagi.
Gaza kekurangan Listrik
Sementara itu, Palang Merah Internasional (ICRC) menyampaikan informasi bahwa Jalur Gaza kini hanya memiliki kurang dari 20 persen dari pasokan listrik yang sebelumnya terbatas.
Sebelum konflik dimulai tiga pekan lalu, Jalur Gaza telah kekurangan tenaga listri, dan serangan Israel ke pembangkit listri beberapa waktu lalu telah menyebabkan kondisi makin sulit.
Sara Badiei, seorang insinyur air ICRC di Gaza, menggambarkan menghancurkan yang dilakukan Israel menimbulkan efek Gaza kekurangan listrik untuk rumah sakit dan juga persediaan air.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...