Pejabat PBB Menangis Saat Menceritakan Kondisi Gaza
GAZA, SATUHARAPAN.COM – Juru bicara badan dan pekerja bantuan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Chris Gunness, menangis dalam sebuah awawancara singkat dengan media dari Mesir, Al Ahram.
Dia menitikkan air mata selama wawancara TV, hari Rabu (31/7), ketika menceritakan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza yang dilanda perang.
"Air mata terkadang lebih mampu (mengungkapkan) daripada kata-kata, tetapi tidak dapat dibandingkan dengan (yang dialami) rakyat Palestina di Gaza, yang keluarga mereka dan teman-teman mereka meninggal," Gunness di kantor pusat badan bantuan PBB,UNRWA, di wilayah Palestina, seperti dikutip Ahram Online.
Gunness juga berbicara dengan televisi Al-Jazeera, pada hari Rabu (31/7) ketika serangan udara Israel menghancurkan kehidupan di sana. Tangisnya meledak ketika diminta untuk menjelaskan skala penderitaan warga Gaza.
Saluran berita televise itu akhirnya tidak punya pilihan lain, kecuali mengalihkan sorotan kame ke tempat lain dan mengakhiri wawancara.
Gunness menggambarkan situasi kemanusiaan di Gaza sebagai "bencana" dan menunjukkan perpindahan manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya dihadapi oleh warga sipil di daerah terisolasi yang dilanda perang.
Dia menyatakan sebelumnya bahwa UNRWA, badan penting PBB di Gaza, bertgas membantu 225.178 pengungsi di 86 tempat penampungan, dari sekitar 1,8 jura warga Palestina di Gaza..
"Israel memberitahu orang-orang untuk meninggalkan rumah mereka, dan segera puluhan ribu warga Palestina tidak memiliki ada air, makanan, listrik, tempat tinggal atau tempat untuk melakukan aktivitas atau bersembunyi," kata dia.
Bantuan Kemanusiaan
Pejabat PBB pesimisme terhadap pengelolaan sekolah PBB di Gaza sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina yang kehilangan rumah atau melarikan diri selama serangan udara Israel. Sekolah-sekolah menjadi target serangan Israel, terutama selama sepekan terakhir.
Dia menyimpulkan bahwa biaya kemanusiaan dari perang di Gaza akan terus meningkat selama Israel melakukan serangannya di Jalur Gaza, dan Hamas terus menembakkan roket ke Israel.
UNRWA mendesak untuik kebutuhan dana sebesar US$ 187 juta pada hari Kamis (31/7) untuk membeli tempat tidur dan perlengkapan dasar bagi mereka yang melarikan diri, dan untuk mecegah munculnya penyakit di tempat penampungan.
Sejauh ini, hampir 1.400 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, meninggal dalam konfrontasi bersenjata Hamas dengan Israel. Lebih dari 6.000 orang lainnya terluka. Sedangkan di sisi Israel, diumumkan 56 tentara dan tiga warga sipil meninggal.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...