Beda Agama, FPI Demo Tolak Basuki Gubernur
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kelompok Front Pembela Islam (FPI), berkolaborasi dengan Forum Betawi Bersatu (FBB), dan Laskar Pembela Islam (LPI) menggelar aksi menolak Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Massa FPI pada Rabu (24/9) siang di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat yang seluruh anggotanya kompak mengenakan kemeja berwarna putih meneriakkan yel-yel nama Tuhan sembari mengancam Basuki Tjahaja Purnama agar keluar dari kantornya.
“Eh, Ahok (panggilan Basuki Tjahaja Purnama), ente jangan jadi orang sok,” kata orator.
Dia mengimbau warga Jakarta menolak Basuki Tjahaja Purnama diangkat sebagai gubernur, karena FPI dan seluruh massa pengikutnya tidak setuju Jakarta dipimpin non muslim.
“Eh, saudara sekalian kita harus tahu dia mau jadikan Jakarta pusat Kristen, pokoknya orang betawi jangan mau dipimpin orang kafir,” lanjut orator.
Dia menambahkan FPI menolak Basuki sebagai gubernur DKI menggantikan Joko Widodo (Jokowi) yang akan dilantik sebagai Presiden RI periode 2014-2019.
Menurutnya Basukí dinilainya tak memperhatikan umat Islam, seperti pengurangan dana untuk pembangunan masjid dan perkembangan majelis taklim. Dia menambahkan FPI juga merekomendasi agar Kementerian Dalam Negeri dan DPRD DKI tidak turut melantiknya
Pihak keamanan dari Polres Jakarta Pusat sebanyak 500 orang, ditambah dengan 100 personel dari pihak Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja Jakarta Pusat siaga mengamankan aksi.
Massa bergerak pukul 09:45 dari markas FPI di Petamburan, kemudian melewati Bundaran Tugu Selamat Datang Jakarta, sebelum akhirnya pukul 11:15 tiba di Gedung DPRD DKI Jakarta.
Mereka melagukan yel-yel penolakan Basuki sebagai Gubernur DKI Jakarta dari lagu “Mari Mencangkul” yang diplesetkan syairnya.
“Tolak, Tolak Tolak Si Ahok,”
“Tolak si Ahok sekarang juga,”
“Bantai, bantai Bantai Si Ahok,”
“Bantai si Ahok sekarang juga,”
Arus lalu lintas di depan Gedung Dewan DKI kini tersendat. Jalan hanya bisa dilalui satu kendaraan karena demonstran hampir memenuhi separuh badan Jalan Kebon Sirih Raya.
Dari Polres Jakarta Pusat terlihat sebagai langkah keamanan menyiagakan dua kendaraan water canon lengkap dengan personel kepolisiannya yang juga didukung dari Polsek Gambir.
Beberapa jam sebelumnya, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kukuh Hadi Santosa memimpin apel siaga di hadapan 388 anggotanya dari lima wilayah Kota Jakarta.
Tanggapan Joko Widodo dan Basuki
Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sehari sebelumnya, Selasa (23/9) menanggapi rencana demonstrasi ini dengan santai.
Basukí sendiri sebenarnya tak melarang FPI melakukan demo, selama dilakukan sesuai prosedur. "Kalau mau demo, yang penting sudah ajukan surat ke polisi, ya boleh demo. Nggak tahu (berapa jumlahnya)," ungkap Basukí.
Namun, dia berpegang pada konstitusi, yakni Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan apabila ada kepala daerah yang mengundurkan diri dari jabatannya, wakilnya secara otomatis menggantikan posisi kepala daerah itu.
Sementara Joko Widodo mengungkapkan tanggapan serupa.
“Bagus. Kan sudah lama nggak demo," kata Joko Widodo di tempat terpisah.
Terkait unjuk rasa, Joko Widodo mengingatkan para demonstran agar tidak anarkis karena masyarakat ingin melihat situasi yang kondusif.
“Saya kira warga Jakarta itu ingin lihat Jakarta yang adem ayem. Negara ini, semua rakyat, pingin melihat itu, dingin, adem ayem, tenteram," Joko Widodo mengakhiri pembicaraan dengan para pewarta.
Sementara itu, Joko Widodo menegaskan bahwa ketetapan Basuki menjadi Gubernur DKI meneruskan dirinya yang terpilih sebagai Presiden RI, sudah sesuai konsitusi.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...