Belajar dari Teko dan Cerek
SATUHARAPAN.COM – Minum teh atau kopi dari rebusan air dalam teko atau cerek yang usang ternyata lebih nikmat daripada minum rebusan teh atau kopi dari teko atau cerek yang baru. Itulah tema percakapan kami sore kemarin.
Teko atau cerek yang setiap hari digunakan untuk merebus air lama-kelamaan akan terdapat bekas kerak air yang makin lama makin tebal, bahkan lebih tebal dari bahan cerek itu sendiri. Jika cerek itu setiap hari dipakai menjarang teh atau kopi, tentu saja akan meninggalkan kerak bekas teh dan kopi, dan itu akan lebih nikmat rasanya daripada rebusan teh atau kopi dalam teko baru.
Semalam, ketika kami berbincang santai tentang hal itu, seseorang tiba-tiba berucap, ”Begitu juga dengan kita, jika setiap sore kita mendengar, membaca firman-Nya, dan merenungkannya setiap saat, maka firman itu akan tinggal di dalam hati kita, dan akan mempengaruhi kehidupan kita.”
Seperti teko dan cerek lama yang menjadikan kopi rebusan itu semakin hari semakin nikmat, demikian jugalah kehidupan manusia. Ketika setiap hari kita mendengar, membaca, dan merenungkan firman-Nya, maka sedikit demi sedikit firman itu akan tinggal (menempel) dalam hati kita. Dan, sadar atau tidak, firman itu mempengaruhi kehidupan kita—mempengaruhi apa yang kita pikirkan, katakan, bahkan lalukan sehari-hari. Ketika firman Allah itu tinggal dalam hati kita, kita akan mampu menyikapi setiap peristiwa dengan lebih manis dan lebih nikmat. Percayalah!
email: inspirasi@satuharapan.com
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...