Bendera Saudi Diturunkan dari Taman Kota Sari, Iran
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM – Bendera Arab Saudi diturunkan di Taman Nasional di kota Sari, Iran, hari Minggu (3/1) oleh demonstran yang memprotes hukuman mati kepada ulama Syiah di Arab Saudi, Nimr al-Nimr.
Di Taman Nasional kota Sari dikibarkan 150 bendera dari berbagai negara yang menunjukkan hubungan Iran dengan masyarakat internasional. Bendera Arab Saudi berkibar di antara bendera negara lain di taman itu, namun pada hari Minggu telah diturunkan.
Kepala Dewan Islam Sari, Alijan Shamshirband, seperti dikutip kantor berita resmi Iran, IRNA, mengatakan tindakan yang tidak rasional dari Kerajaan Arab Saudi dengan mengeksekusi ulama Syiah membangkitkan kemarahan dan kebencian dari negara-negara dunia terhadap Kerajaan Arab Saudi.
Kemarahan warga Iran juga terlihat dari pembakaran kedutaan Arab Saudi di Teheran dan kantor konsulat di Mashad, Iran.
Respons balik dilakukan Arab Saudi pada hari Minggu dengan menarik diplomatnya dari Iran, dan meminta diplomat Iran untuk meninggalkan negerinya dalam 48 jam. Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, juga mengumumkan negaranya akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
Sementara itu, kantor berita IRNA menyebutkan bahwa Arab Saudi terjerat oleh agresi militer berkepanjangan di negara tetangga Yaman dan memberi dukungan sia-sia kepada terorisdan ekstrimis di Suriah dan Irak, dan juga menurunkan harga minyak secara drastis menjadi yang terendah dalam 11 tahun.
Disebutkan eksekusi oleh Arab Saudi diprotes di seluruh dunia, terutama terhadap Nimr yang sering menyampaikan kritik terhadap otokratis di Riyadh yang memberlakukan warga minoritas Syiah sebagai warga negara kelas dua.
Eskalasi Kekerasan
Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, dalam pembicaraan melalui telefon dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Abdel Jubeir menyampaikan keprihatinan atas eksekusi oleh pengadilan Arab Saudi pada hari Sabtu, termasuk terhadap Nimr.
Dalam percakapan, sebagaimana siarkan persnya, Mogherini mengungkapkan keprihatinan pada risiko eskalasi kekerasan sektarian di dunia Muslim.
Kasus Sheikh Nimr al-Nimr menimbulkan keprihatinan serius mengenai kebebasan berekspresi dan penghormatan hak-hak dasar sipil dan politik, yang harus dijaga dalam semua kasus dan juga dalam rangka memerangi terorisme.
Kasus ini juga berpotensi membakar ketegangan sektarian lebih lanjut yang sudah membawa begitu banyak kerusakan di seluruh wilayah, dengan konsekuensi yang lebih berbahaya, kata Mogherini.
Uni Eropa juga menyerukan kepada otoritas Saudi untuk mengupayakan rekonsiliasi antara komunitas yang berbeda di negeri itu, dan semua aktor untuk menahan diri dan bertanggung jawab.
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...