Bengkulu Sediakan 750 Vaksin Rabies Gratis
BENGKULU, SATUHARAPABN.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu menyiapkan sebanyak 750 ribu vaksin gratis untuk masyarakat yang memiliki hewan peliharaan pada peringatan Hari Rabies Sedunia.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu Henny Kusuma Dewi saat dihubungi via telpon di Bengkulu, Minggu (15/9), menyebutkan bahwa pelaksanaan vaksinasi rabies untuk hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan lainnya dilaksanakan pada 30 September 2024.
"Kita akan menggelar kegiatan pada 30 September. Kita punya 750 dosis vaksin yang akan diberikan kepada hewan peliharaan masyarakat secara gratis dan juga nanti kita berikan sosialisasi," ujar dia.
Ia menerangkan, penyediaan 750 vaksin rabies tersebut menggunakan dana dari APBD Kota Bengkulu 2024.
Untuk itu, dirinya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar membawa hewan peliharaannya ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu agar dapat diberi vaksinasi rabies.
"Hewan peliharaan itu harus divaksin untuk mencegah rabies. Suntik vaksin rabies itu tidak hanya sekali, tapi per delapan bulan atau setidaknya satu tahun sekali. Ini dilakukan agar hewan peliharaan tidak tertular penyakit yang berbahaya seperti rabies, sebab virus tersebut menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia," ujarnya.
Selain itu, penyakit rabies merupakan zoonosis yang sangat berbahaya, karena apabila gejala klinis penyakit rabies timbul dapat menyebabkan kematian.
Sementara itu, hingga saat ini di Kota Bengkulu belum ditemukan kasus hewan positif rabies, meskipun untuk jumlah kasus gigitan anjing dan kucing cukup tinggi.
Tercatat, sejak Januari hingga Juni 2024 sebanyak 197 orang mengalami gigitan hewan penular rabies (HPR).
Meskipun demikian, masyarakat diminta untuk tidak panik, sebab Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu menyediakan vaksin gratis untuk masyarakat jika terkena gigitan HPR.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...