Berapa pun Harganya
Orang yang belum pernah merasa dikasihi, mustahil mengasihi orang lain.
SATUHARAPAN.COM – Semua terperanjat menyaksikan Maria meminyaki kaki Yesus dengan setengah liter minyak narwastu dan menyeka dengan rambutnya. Semua diam terpaku, terpukau, melihat tindakan Maria itu.
Tak terlalu lama. Protes Yudas, Sang Bendahara, memecah keheningan, ”Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” (Yoh. 12:5).
Di mata Yudas tindakan Maria merupakan pemborosan. Satu dinar adalah upah pekerja kasar sehari pada masa itu. Jadi, jika upah harian pekerja kasar kita tetapkan Rp 100 ribu, setidaknya harga minyak itu Rp 30 juta! Dan uang sebanyak itu hilang dalam sekejap.
Apa lagi, minyak wangi dipakai sedikit saja, namun Maria menghabiskannya untuk mencuci kaki. Agaknya bagi Maria harga sudah tak jadi soal. Kelihatannya Maria ingin memperlihatkan rasa kasih-Nya kepada Sang Guru.
Mengapa Maria melakukannya? Kemungkinan besar itu merupakan tindakan syukur Maria karena Yesus telah mengabulkan harapannya—Lazarus, saudaranya, hidup kembali. Lazarus adalah tulang punggung keluarga. Wajarlah jika Maria merasa kehilangan ketika Lazarus mati. Dan Yesus membangkitkannya.
Bagi Maria sendiri tindakannya itu bisa jadi sangat wajar. Mungkin malah nggak wajar jika Maria masih itung-itungan dengan Yesus. Dan itulah yang tidak dipahami Yudas. Dia merasa tindakan Maria itu kekanak-kanakan.
Mengapa Yudas begitu marah kepada Maria? Pertama, penulis mencatat, kemarahan Yudas tidak timbul dari kepeduliannya terhadap orang miskin. Tetapi, karena dia dapat keuntungan, seandainya uang hasil penjualan minyak tersebut diberikan kepada Yesus. Sebagai bendahara kelompok, Yudas acap menggelapkan uang. Yudas memandang orang miskin sekadar alat untuk menambah kekayaan pribadinya. Ketika memberi, dia bisa mengambil keuntungan.
Tak beda dengan aksi-aksi sosial masa kini. Tidak seluruh sumbangan jatuh ke tangan yang berhak. Sering terjadi kebocoran dengan dalih administrasi. Menolong agar dapat keuntungan materi, di samping pujian tulus pihak yang ditolong.
Kedua, bisa jadi Yudas belum merasakan kasih Yesus. Orang yang belum pernah merasa dikasihi, mustahil dapat mengasihi. Orang yang belum pernah menerima kasih, mustahil memberi kasih. Apa yang hendak diberi, jikalau dia belum pernah merasa menerima apa-apa?
Inilah yang membedakan Yudas dan Maria. Tak heran jika Yudas menjual Yesus seharga 30 keping uang perak. Nilai satu keping uang perak setara dengan tiga dinar. Jadi, Yudas hanya menghargai Yesus sebanyak 90 dinar. Dan itu masih kalah jauh dari pemberian Maria.
Bagi Maria, yang terpenting adalah memuliakan Yesus, berapa pun harganya. Dan sejarah mencatat, hanya Marialah yang meminyaki Yesus sebelum hari penguburan-Nya (Yoh. 12:7).
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...