Berharap Musik Gereja Persatukan Keesaan Gereja
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Di zaman yang serbainstan ini, masyarakat Indonesia lebih memilih menguasai lagu dengan cara mendengar dan menirukan daripada mempelajari teori musik sendiri, termasuk mempelajari not. Perkembangan teknologi informasi yang berkembang menjadi Information Communication Technology (ICT) dan sekarang Information Communication Visualization Technology (ICVT) telah mempengaruhi cara jemaat beribadah, menyerap isi khotbah, dan memberi makna berbeda ke liturgi kebaktian atau persekutuan.
Dalam ibadah sepuluh tahun terakhir LCD proyektor semakin sering dipakai untuk menayangkan syair-syair lagu tanpa notasi. Peran LCD proyektor yang bisa diinterkoneksi dengan sejumlah perangkat dan program multimedia berdampak besar pada dinamika konsentrasi, pemahaman, refleksi, dan suasana hati jemaat. Realita itu perlu digumuli dan dicari solusi bersama-sama.
Realita tersebut tersebut dibahas dalam Konsultasi Nasional Musik Gereja 2014 dengan mengusung tema "Nyanyikanlah Nyanyian Baru bagi Tuhan" (Mazmur 96: 1A), dengan pembicara Ketua Umum PGI Pdt Dr AA Yewangoe, Ketua Umum Yamuger DR Nainggolan SE, dipimpin oleh moderator Chrismaryadi Budhisetiawan. Pertemuan berlangsung di Graha Bethel Indonesia, Jakarta, Senin (16/6).
Dalam sesi diskusi tersebut peserta Konsultasi Nasional Musik Gereja diajak berkontemplasi memikirkan sampai sejauh mana musik gereja berfungsi dan berperan di kehidupan gereja dan jemaat, juga mempersatukan serta mewujudnyatakan keesaan gereja-gereja di Indonesia.
Editor : Sotyati
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...