Berhasil Ekspansi di Tiongkok, Penjualan Volvo Cars Tembus Rekor
STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM – Produsen mobil Volvo Cars mengumumkan bahwa angka penjualan perusahaan untuk 2014 melebihi rekor yang pernah dicapai sebelumnya berkat keberhasilan ekspansi di Tiongkok.
Volvo menjual 465.866 mobil pada tahun ini, jumlah yang melebihi penjualan terbaik perusahaan pada 2007 dan 9 persen lebih tinggi dari 2013.
Perusahaan, yang dimiliki produsen mobil Geely Tiongkok sejak 2010, menyambut baik “pertumbuhan kuat di Tiongkok dan Eropa Barat.”
Di Tiongkok, yang saat ini menjadi pasar terbesar Volvo, penjualan meningkat 33 persen dibandingkan dengan 2013, dua kali lipat lebih tinggi dari peningkatan untuk pasar mobil secara keseluruhan. Produsen mobil tersebut mendapat keuntungan dari citra yang baik di kalangan konsumen, dengan kepemilikan penuh Tiongkok dari tiga pabriknya di negara tersebut.
Di Eropa Barat, penjualan Volvo naik 11 persen, dengan pasar yang paling menguntungkan di Swedia ketika penjualan naik 17 persen, di Jerman naik 18 persen dan di Britania Raya naik 16 persen.
Namun di Amerika Serikat, yang pernah menjadi pasar utama perusahaan, penjualan turun 8 persen.
Volvo Cars tidak memberikan indikasi hasil keuangannya. Geely, setelah mengakumulasi kerugian hingga pertengahan 2013, mulai menghasilkan keuntungan.
“Pertumbuhan penjualan ini akan terus berlanjut pada 2015 dan seterusnya saat kami mengganti seluruh model kami dalam lima tahun ke depan,” kata wakil presiden pemasaran Volvo, Alain Visser pada Senin (5/1).
Volvo Akuisisi 45% Saham Perusahaan Dongfeng Tiongkok
Produsen truk Swedia, Volvo Group mengatakan bahwa pihaknya telah menyelesaikan akuisisi 45 persen saham di anak perusahaan Dongfeng Tiongkok senilai USD 893 juta (sekitar Rp 11,3 triliun).
Diumumkan pada Januari 2013 dan saat ini dikonfirmasi oleh Beijing, kesepakatan tersebut memberikan Volvo saham di Dongfeng Commercial Vehicles (DFCV) senilai Rp 11,3 triliun.
Sekitar 55 persen sisanya dipegang perusahaan induk, Dongfeng Motor Group, salah satu pemegang saham utama PSA, produsen mobil Prancis.
“Aliansi strategis ini adalah tonggak nyata dan memerlukan perubahan mendasar dalam peluang Volvo Group di pasar truk Tiongkok, yang merupakan pasar terbesar di dunia,” tulis Volvo dalam pernyataannya pada Senin (6/1).
Dongfeng mengusai sekitar 15 hingga 18 persen pasar truk di Tiongkok.
Kemitraan tersebut mengonfirmasi ambisi Volvo untuk mengambil alih posisi Daimler Jerman sebagai manufaktur truk terbesar di dunia.
“Kepemilikan Volvo di DFCV diperkirakan akan diakui sebagai perusahaan asosiasi dan akan dikonsolidasikan pada Januari 2015.”
Volvo Car, yang sejak 1999 tidak lagi dimiliki oleh Volvo Group, juga beralih ke pasar Tiongkok sejak diakuisisi Geely pada 2010, perusahaan mobil yang tidak begitu dikenal di negara-negara Barat. (AFP)
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...