Selasa, Pasar Saham Asia Jatuh
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM – Pasar saham Asia jatuh pada hari Selasa (6/1) menyusul penurunan di New York dan Eropa. Sementara nilai tukar Euro berada pada posisi terendah sembilan tahun, karena ketidakpastian politik di Yunani, dan menyebabkan kekhawatiran baru negara ini keluar dari zona Euro.
Harga minyak yang jatuh di bawah batas psikologis pada harga US$ 50 per barel di perdagangan AS, hanya naik tipis, tetapi masih di bawah tekanan karena banyaknya pasokan global, melemahnya permintaan dan menguatnya dolar AS.
Kantor berita AFP melaporkan Selasa (6/1) bahwa pasar Tokyo anjlok sebesar 2,5 persen, Hong Kong turun 0,89 persen, Sydney turun 1,67 persen, Seoul turun 1,30 persen, sementara Shanghai meningkat pada 0,70 persen.
Pekan pertama tahun 2015 diwarnai trauma awal sebelumnya yang terkait pemilihan umum di Yunani pada 25 Januari dan kemungkinan kemenangan bagi partai sayap kiri, Partai Syriza. Pasar takut partai itu akan memutar kembali langkah penghematan yang pada gilirannya dapat menyebabkan negara itu keluar dari zona Euro.
Tahun ini "hampir tiga hari perdagangan dipengaruhi dua tema terbesar yang menjadi berita utama: kelebihan pasokan komoditas dan zona Euro," kata Evan Lucas, ahli strategi pasar di Melbourne untuk IG Ltd, menulis melalui email kepada klien, menurut Bloomberg News.
Pada akhir pekan, majalah berita Jerman, Der Spiegel mengutip sumber-sumber pemerintah Jerman mengatakan mereka menganggap Yunani "hampir tak terelakkan" keluar dari Uni Eropa jika Syriza memenangkan pemilu.
Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Menteri Keuangannya, Wolfgang Schaeuble, mempertimbangkan kemungkinan Athena keluar dari blok itu, kata majalah itu.
Namun, para investor ketakutan, dan pada hari Senin saham Yunani anjlog lebih dari lima persen, sedangkan bursa Paris, Madrid dan Milan turun lebih dari tiga3 persen.
Minyak di Bawah US$ 50
Bursa Dow dilaporkan turun 1,86 persen, S & P 500 turun 1,83 persen dan Nasdaq turun 1,57 persen.
Perdagangan mata uang Euro melemah pada level 1,1864 per dolar AS pada hari Senin, level terendah sejak Maret 2006. Pada Selasa pagi mata uang tunggal itu sedikit pulih pada angka 1,1943 per dolar AS
Euro juga turun dalam perdagangan dengan Yen menjadi 144,58 pada hari Jumat di pasar AS. Hal itu juga meningkatkan spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa akan membeli obligasi pemerintah zona Euro untuk menekan deflasi.
Harga minyak sampai Selasadi New York turun di bawah US$ 50 untuk pertama kalinya dalam lebih dari lima tahun. Patokan pada West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Februari naik delapan sen menjadi US$ 50,12 sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari naik 14 sen menjadi US$ 53,25. Sedangkan WTI pada level US$ 49,95 pada hari Senin.
Harga minyak mentah jatuh sejak Juni karena pasokan melebihi permintaan dengan konsumen utama Tiongkok yang melemah, yang Euro menurun dibanding dolar. Keputusan akhir tahun lalu oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mempertahankan produksi meskipun pasokan berlimpah juga telah menndorong turunnya harga.
Fundamental minyak tidak mungkin berubah dalam semester pertama tahun ini, yang akan terkait harga minyak di pasar untuk bulan-bulan mendatang," kata Lucas.
Sementara itu, harga emas naik pada pada level US$ 1,203.59.40 per ounce, dibandingkan dengan US$ 1,196.40 pada hari Senin. (AFP)
Mensos Tegaskan Tak Ada Bansos untuk Judi Online
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan tak ada ...