Beringin Raksasa 400 Tahun di Pusat Kota Hong Kong Harus Ditebang Akibat Kesalahan Desain Taman
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM – Sebuah pohon beringin 400 tahun di Hong Kong akan ditebang, kata pihak berwenang Jumat (23/8), setelah terkena penyakit jamur yang terjadi karena pembangunan taman menggunakan desain yang menyebabkan akar pohon kekurangan oksigen dan nutrisi (zat makanan).
Terletak di jantung kota di Kowloon Park, pohon beringin China tertua di Hong Kong itu telah terinfeksi penyakit akar busuk yang mematikan dan yang ditakutkan oleh pemerintah bisa menyebar ke orang-orang di sekitarnya.
Sepertiga dari pohon beringin itu sudah hilang akibat diterpa angin topan pada 2007. Tetapi besarnya pohon akan membuat kagum. Pohon beringin tua itu menjulang setinggi 22 meter dengan kerimbunannya yang mencapai diameter 27 meter.
“Tidak ada pohon beringin lain yang setua ini, dan tidak ada yang sebesar ini, pohon ini telah ada selama masa Dinasti Qing.” ungkap kepala departemen geografi Universitas Hong Kong, Jim Chi Yung.
Tapi pemerintah tidak punya pilihan selain menumbangkan pohon raksasa tersebut, yang dikenal dengan 'King Banyan', karena resiko yang ditimbulkan bagi ada orang lain di sekitarnya, ia menjelaskan.
“Pohon ini telah menjadi lokus penyebaran penyakit dan kita tidak ingin hal itu menjangkiti pohon lain di sekitarnya atau di distrik ini,” kata Jim, yang juga pejabat bertanggung jawab dan sebagai pakar pembuat keputusan bagi pemerintah.
Pohon didiagnosis telah terinfeksi pada tahun 2009 dan pohon-pohon lain di daerah juga ditemukan terinfeksi pada awal tahun ini, kata seorang juru bicara dari pemerintah.
“Penyakit pohon tersebut memiliki kemungkinan kecil untuk sehaat kembali, maka akan ditebang pada bulan September nanti.” katanya, menambahkan.
Penyakit ini menjadi muncul disebabkan oleh “desain taman yang tidak benar” di mana akar pohon menjadi tertutup beton sebagai dampak dari pembuatan taman tambahan pada tahun 1989. Pembetonan ini menjadikan akar beringin kekurangan pasokan udara, air dan nutrisi, kata Jim.
“Mengubur pohon dengan beton yang padat tidak akan membuat sebuah pohon kuat,” katanya.
“Banyak sejarah yang terdapat pada pohon ini, tapi sekarang hilang karena kesalahan desain taman yang seharusnya dihindari dan tidak perlu,” sesal Jim. “Ini merupakan pemandangan yang sangat menyedihkan.” (AFP/channelnewsasia.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...