Bertumbuh Relasi, Buahnya Mengikuti
SATUHARAPAN.COM- “Bertumbuh Relasi, Buahnya Mengikuti”. Mengapa saya memilih judul ini? Karena perikop ini sebenarnya berbicara tentang relasi Yesus Kristus dan murid-muridNya, setiap orang yang percaya kepadaNya. Hasil dari relasi yang dibangun adalah buah sebagai hasil pertumbuhan. Tuhan Yesus memberikan analogi (penggambaran) relasi diriNya dengan murid-muridNya seperti relasi Pokok anggur dengan ranting-rantingnya. Pokok anggur adalah pohon anggur, yang dalam bahasa Yunaninya ditulis dengan “ampelos” yang artinya pokok anggur atau pohon anggur. Yesus menyebut diriNya adalah pokok anggur tersebut. Sedangkan Yesus menyebut BapaNya sebagai pengusahanya (bhs Yunaninya:”georgos” yang artinya petani atau peggarap atau pengusaha atau pemilik”.
Tujuan dari suatu pertumbuhan dari suatu pohon anggur adalah buahnya yang manis dan menyehatkan. Ada berbagai faktor yang menyebabkan suatu pohon anggur tidak berbuah maksimal. Setiap pemilik pohon anggur dan yang merawatnya perlu memastikan bahwa tanaman anggur dalam kondisi prima dan sehat, terbebas dari hama pengganggu dan penyakit. Biasanya akan dilakukan pembersihan dan penyemprotan insektisida dan fungisida supaya pohon anggur tidak terserang hama dan penyakit. Mengapa ranting yang tidak berbuah dipotong?
Membangun Relasi
15:1 "Akulah pokok anggur yang benar danBapa-Kulah pengusahanya. 15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
Kata “dipotong” pada ayat di atas bukan berarti dibuang atau dimatikan seperti yang diajarkan oleh banyak penafsir. Dalam bahasa Yunani kata “dipotong” ditulis “airo”, yang artinya diangkat dan dibongkar atau dipindahkan. Jika tidak diterjemahkan sungguh berbeda dengan terjemahan bahasa Indonesia. Kata dipotong seolah mengindikasikan dipangkas dan dibuang. Bukan seperti itu maksudnya. Jika demikian terjemahannya betapa tragisnya. Penjelaskan istilah “airo” dalam perkebunan anggur. Anggur adalah tanaman merambat. Anggur tidak pernah dibiarkan tumbuh langsung di atas tanah. Para petani anggur selalu membuat para-para (semacam tiang penopang) agar tanaman anggur tersebut dapat merambat ke atas, menjauh dari tanah. Ranting yang berbuah adalah ranting yang merambat ke atas pada para-para. Dalam proses ranting-ranting itu merambat, ada ranting-ranting yang menjalar keluar dari para-para. Ranting-ranting itu akan diangkat dan dipindahkan kembali ke para-para oleh para petani anggur.
Selaras dengan pengertian bagi ranting yang tidak berbuah dibongkar, dan diangkat serta dipindahkan dengan tujuan supaya dapat berbuah maksimal. Demikian juga diperlakukan untuk ranting yang berbuah yaitu dibersihkan. Memahami kata “dibersihkan” juga diartikan dari bahasa Yunani: “Kathairo” yang artinya diperbaiki dari kesalahan, dibersihkan dan disucikan supaya menjadi murni kembali. Jadi tidak ada indikasi pemangkasan dan dibuang dan sebaiknya tidak menggunakan pengertian dipangkas dan dibuang karena memberikan gambaran yang bertolak belakang dengan Gambaran Allah dalam Yohanes 3:16 “Karena begitu besar Kasih Allah sehingga Ia mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal” yang mengaruniakan hidup kekal. Gambaran Allah yang penuh kasih melalui pengorbanan Yesus Kristus sangat penting untuk kita selaraskan dengan penjelasan kata dibersihkan, katimbang kata memangkas dan membuang.
Kedekatan Relasi dengan Tinggal Didalam
Kedekatan relasi tidak sekedar sebuah ranting menempel pada pokok, namun adanya kelekatan dan ketergantungan untuk mendapatkan sumber energi dan nutrisi makanan dari Sang Pokok. 15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. 15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Kata “tinggal didalam” ditulis dengan “meno” yang bentuknya imperative yang artinya tinggalah, engkau harus tinggal, bertekun di dalam Yesus sebagai pokok anggur. 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Tinggal didalam dan bertekun dalam persekutuan relasi di dalam Kristus adalah juga dengan sendirinya mengenal Dia, melakukan firmanNya dan kehendakNya. Mengapa tinggal didalam persekutuan dengan Yesus Kristus menjadi penting bagi setiap kita, karena diluar persekutuan dengan Kristus, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Nihil tanpa hasil, dan tidak mampu menghasilkan buah kebenaran, buah kebaikan, buah pertobatan, buah Roh (Galatia 5:22-23). Ranting tidak akan mampu menghasilkan buah jika tidak melekat, tinggal didalam dalam kedekatan, kelekatan, persekutuan dengan Sang Pokok Anggur. Diluar Sang Pokok Anggur, tidak ada sebatang rantingpun yang sanggup menghasilkan buah pada dirinya sendiri. Kalimat ini mutlak dan absolut bahwa persekutuan dengan Yesus Kristus adalah syarat untuk berbuah.
Setiap ranting yang tidak tinggal didalam pokok Anggur, maka dengan sendirinya akan menjadi kering karena tidak mendapatkaan nutrisi air dan makanan. Ini menggambarkan orang-orang yang dengan sengaja melepaskan diri dan menjauhkan diri dengan persekutuan dengan Kristus. 15:6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Penegasan Tuhan Yesus ini bukanlah ancaman, melainkan peringatan mengenai konsekwensi logis dari kehidupan dari kehidupan yan meninggalkan persekutuan dengan Tuhan Yesus dan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah (Ibrani 10:25)
Buah sebagai Hasil
Ayat ini merupakan janji sekaligus penggenapan bagi setiap orang yaitu murid-murid Yesus yang hidup dalam persekutuan dengan Kristus senantiasa. 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Janji yang Tuhan Yesus berikan adalah hak istimewa supaya kita dapat meminta apa saja yang kita kehendaki. Namun ayat ini harus dibaca lengkap. Kita bisa minta apa saja, in case jika kita sudah tinggal didalam Kristus dan membangun persekutuan intim denganNya dan firmanNya. Dengan demikian permintaan apa saja tadi bukan sebuah permintaan bebas dan liar untuk pemenuhan dan kepuasan hawa nafsu diri sendiri.
Karena tujuan dari kehidupan tinggal didalam Kristus adalah kehidupan yang berbuah dan memuliakan namaNya, bukan memuliakan diri sendiri. 15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. " Oleh karena itu bagaimana kita menggambarkan keadaan spiritualitas (hubungan kita dengan Tuhan dan hasilnya dalam perbuatan sehari-hari) apakah dalam kondisi, kurang, sedang, baik atau sangat baik? Sharingkan indikatornya atau ciri-cirinya dari keadaan tersebut. Dan bagaimana cara dan upaya kita menyediakan diri dan menyiapkan hidup untuk membangun relasi dengan Tuhan dan menghasilkan buah yang maksimal? Apa saja kendalanya dan bagaimana kita mengatasi kendala-kendala tersebut? Kita perlu belajar mulai sekarang mengenali ciri-ciri pertumbuhan spiritualitas kita, dan sekaligus mengidentifikasi penghambatnya supaya mampu segera melakukan proses pembersihan atau pemurnian untuk menggapai pertumbuhan spiritualitas yang sehat dan menghasilkan buah-buah yang lebat, ditengah keluarga, gereja dan masyarakat.
Quote:
Dari buahnyalah, sebuah pohon dikenali. Bertumbuhlah sebagai ranting yang sehat dan hasilkan buah yang lebat, maka hidup kita akan menjadi hebat dan bermanfaat.
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...