Cinta Mampu Melihat Keindahan
SATUHARAPAN.COM - Cinta mampu melihat keindahan merupakan ungkapan yang tepat. Cinta merupakan anugerah terindah di dunia ini. Setiap orang memiliki perasaan cinta yang besar akan suatu hal, baik itu untuk dirinya sendiri, orang lain, pada Tuhannya, dan masih banyak bentuk cinta lainnya. Jika kita pernah jatuh cinta pada seseorang, maka kita akan tahu bahwa cinta itu begitu indah dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Bahkan ketika jatuh cinta, seseorang sulit menemukan alasan mengapa bisa jatuh cinta. Rasa itu datang dengan sendirinya, membuat mereka tak berhenti memikirkan yang dicintai itu. Beberapa lagu menggambarkan keindahan cinta, dan dimensi keindahan saat mencinta. Sebuah lagi lama Rita Effendi, yang berjudul “Saling Setia” mengungkapkan keindahan cinta seperti ini:
Kasih jangan kau ragukan, Tataplah kedua mataku
Bimbang hati ini yang mudah terayuh, Berlabuhlah kini di sisimu
Kasih usah kau gelisah, Peganglah jemari tanganku
Resah jiwa ini penuh tanda tanya, berdamailah sudah di sampingmu
Tak mungkin cinta kita terkikis, Bila kita berdua saling menjaga
Sayangku tak akan hati kita terbelah, Selama kita berdua saling setia
Ooh, kasih
Masih banyak lagu-lagu yang menggambarkan keindahan cinta yang luar biasa. Salah satu lagu rohani tentang Bahasa Cinta juga menggambarkan keindahan cinta:
Ajarilah kami, Bahasa cintamu, Agar kami dekat padamu
Andaikan aku lakukan yang luhur mulia, Jika tanpa kasih cinta hampa tak berguna
Ajarilah kami bahasa cinta-Mu, Agar kami dekat padaMu, ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa cinta-Mu, Agar kami dekat pada-Mu
Andaikan aku pahami bahasa semua, Hanyalah bahasa cinta kunci tiap hati
Keindahan atau estetika adalah salah satu hal dasar yang akan dialami dan dihadapi oleh manusia sehari-hari. Sifatnya dalam keseharian sangat spontan, hanya dalam pikiran, nyaris berbarengan dengan alam bawah sadar, hingga terkadang membuat kita tidak begitu menghiraukannya. Kecantikan berada di mata pemandangnya dan keindahan adalah hal yang subjektif, tidak usah diperdebatkan lagi. Padahal estetika merupakan salah satu faktor pertama yang akan diperhatikan dalam berbagai interaksi kehidupan sosial. Waktu melihat seseorang maka kesan cantik, ganteng, cakap, penampilan keren dan sebagainya. Pada umumnya keindahan atau estetika adalah penilaian utama yang selalu dijatuhkan pada setiap karya seni. Walaupun begitu dalam perkembangannya keindahan tidak selalu menjadi yang utama dalam seni. Estetika adalah ilmu yang membahas tentang keindahan ataupun selera dan rasa, termasuk didalamnya adalah seni. Walaupun hari ini menilai seseorang dari penampilan dianggap kurang pantas dan tidak adil, tetapi mau tidak mau hal tersebut akan selalu bersemayam dipikiran semua orang dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah kita selalu memperhatikan penampilan diri sendiri, sekecil apapun itu. Karena nyatanya penampilan tetap berpengaruh pada karir, kehidupan asmara bahkan lingkungan pertemanan.
Kidung Agung merupakan kitab yang berisi kumpulan nyanyian yang dinyanyikan oleh pasangan kekasih dan puteri-puteri Yerusalem. Identitas para tokoh yang menjadi penyanyi-penyanyi ini tidak secara eksplisit disampaikan secara jelas, namun jutsru memperdalam makna dari kidung agung sebagai sajak nyanyian-nyanyian di dalam Kitab tersebut bukan milik kalangan tertentu, tetapi dialami juga oleh pasangan kekasih dari berbagai belahan dunia, semua manusia. Melalui Firman Tuhan hari ini, kita akan belajar aspek yang mau kita lihat dalam Cinta yang Mampu memandang keindahan dalam pengertian yang utuh.
Kelebihan sebagai Benih Kebaikan
Kidung Agung 5:9-16 Teks Firman Tuhan di ayat 9 dimulai dengan ungkapan “Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, hai jelita di antara wanita? Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, sehingga kausumpahi kami begini?” Dalam teks FT ini berisi sajak yang dinyanyikan seorang yang mencari kekasihnya dan puteri-puteri Yerusalem. Apa yang dinyanyikan? Yaitu tentang apa yang menjadi kelebihan, keistimewaan, keunikan, kebaikan kekasihnya. Kata “Kelebihan kekasihmu” diulang sampai 2 (dua) kali. Dalam Bahasa Ibrani katak kelebihan kekasih ditulis dalam Bahasa Ibrani “Dode” yang dibaca “Dod”. Apa yang dimaksud dengan melihat kelebihan artinya memandang dengan kacamata positif kepada sesama dan meyakini bahwa setiap orang memiliki kelebihan pada dirinya masing-masing (juga kekuranganya). Melihat kelebihan adalah cara memandang dengan keindahan dan membangun jembatan untuk menabur benih kebaikan. Kemudian digambarkan disitu betapa menariknya kekasihnya mulai dari penampilannya, matanya yang indah, rambutnya, pipinya, bibirnya, tanganya, kakinya dst.
“Putih bersih dan merah cerah kekasihku, menyolok mata di antara selaksa orang”. “Bagaikan emas, emas murni, kepalanya, rambutnya mengombak, hitam seperti gagak”. “Matanya bagaikan merpati pada batang air, bermandi dalam susu, duduk pada kolam yang penuh”. “Pipinya bagaikan bedeng rempah-rempah, petak-petak rempah-rempah akar. Bunga-bunga bakung bibirnya, bertetesan cairan mur”. “Tangannya bundaran emas, berhiaskan permata Tarsis, tubuhnya ukiran dari gading, bertabur batu nilam”. “Kakinya adalah tiang-tiang marmar putih, bertumpu pada alas emas murni. Perawakannya seperti gunung Libanon, terpilih seperti pohon-pohon aras”
Baginya segala sesuatu yang ada pada kekasihnya menarik dan indah. Ungkapan-ungkapan ini memperlihatkan bagaimana indahnya jatuh cinta kepada kekasihnya. Mungkin kekasihnya tidak semenarik itu, namun oleh karena cintanya ia melihat kekasihnya sebagai mahkluk yang paling indah dengan segala kekurangan dan ketidaksempurnaan kekasihnya itu. Di dalam I Korintus 13:7 dikatakan “kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu”. Kata menutupi disebutkan dalam Bahasa Yunani adalah “stego” yang artinya menahan, menanggung dan merahasiakan (tidak mengumbar sesuatu aib atau kekurangan, dengan cara menjelek-jelekkan, membully atau menyudutkan) secara fisik, verbal maupun psikis orang yang dikasihi, melainkan dengan roh yang lemah lembut mengingatkan, menghiburkan dst sebagaimana dikatakan dalam: “perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi, dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.” (1 Petrus 3:4)
Memandang kelebihan dengan cinta adalah mengembangkan “kekaguman” yang positif dengan kata-kata afirmatif melalu dorongan verbal dengan kata-kata misalnya “kamu cantik, kamu hebat, kamu cakep, kamu ahlinya, kamu memang luar biasa”. Kata-kata afirmasi ibarat bensin, bahan bakar bagi jiwa yang akan memberikan semangat kepada sesama, orang-orang tercinta yang akan membuat mereka memiliki gambar diri yang positif. Jika tangki kasih sayang penuh oleh keluarga maka kita akan dapat membangun komunikasi yang baik dengan orang lain sehingga mudah untuk bekerjasama dan saling mengerti antar sesama. Satu langkah praktis yang ingin saya sampaikan sebagai cara mempraktekkan kebenaran pertama ini adalah silahkan menemukan 3-5 benih kebaikan, keindahan, yang dimiliki pasangan, anggota keluarga dirumah. Dan sampaikan itu kepada mereka sebagai bentuk apresiasi yang meneguhkan dan menguatkan.
Kesetaraan dan Keutuhan Relasi
Dalam tradisi masyarakat Timur tengah, memberi penggambarkan terhadap tubuh laki-laki bukanlah hal yang lazim, apalagi hal tersebut dilakukan oleh seorang perempuan. Hal itu disebabkan karena adanya budaya patriakarh yang memandang kedudukan perempuan sebagai sub-ordinat laki-laki. Perempuan kadang masih dianggap obyek yang dipandang sebagai obyek untuk dinikmati keindahanya. Oleh karena itu pelecehan yang disebabkan dalam kaitan dengan hal-hal fisik dan penampilan fisik masih sering terjadi. Budaya mengapresiasi dengan kata-kata afirmasi dalam keutuhan relasi juga kadang dinilai minor, entah dianggap lebay (berlebihan) atau alay (gaya yang dianggap berlebihan dan selalu berusaha menarik perhatian) istilah saat ini. Namun demikian Kidung Agung justru memperlihatkan bagaimana penggambaran tubuh dan fisik kekasihnya sebagai cara yang paling apresiatif dan intim. Pada akhirnya dia juga menganggap kekasihnya sebagai teman dan sahabat (companion). Disitu nampak keutuhan relasi dan kesetaran ketika perempuan dan laki-laki yang didasari oleh ketulusan saling mengasihi, dengan relasi yang setara (equality). Cinta yang tulus dan sejati akan melampaui batasan-batasan segregasi sosial yang dibuat oleh budaya maupun persepsi masyarakat. Sebagaimana juga dikatakan dalam Yohanes 15: 14 yang mengatakan: 15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
Oleh karena itu betapa bersyukurnya jika manusia masih punya cinta terhadap sesama. Karena cinta yang memerdekakan adalah ekspresi cinta yang tidak mengungkung, namun mendukung, tidak mengejek tapi mengajak, cinta yang mampu memotivasi bukan membully ataupun menyakiti. Menjadikan sesama, pasangan kita, anak bukan sebagai obyek tetapi subyek cinta Allah dan sesama. Cinta seharusnya membuat kita semakin menghargai dan mengasihi mereka sebagai teman, tetangga, sesama dengan segala keindahan dalam diri mereka. Selamat menumbuhkan cinta yang akan mampu memandang keindahan, mengenyahkan penderitaan dan kesuraman hidup, membuka pengharapan dan cakrawala hidup yang lebih indah dan bermakna.
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...