BI Harap KSK Jadi Referensi Pelaku Usaha
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo berharap buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) dapat menjadi referensi pelaku usaha di Indonesia.
“Kajian Stabilitas Keuangan menjadi referensi bagi pelaku usaha dan masyarakat untuk memahami kondisi, tantangan risiko dan langkah yang harus diambil dalam memelihara sistem keuangan,” kata Agus di hadapan hadirin dan undangan pada acara Diskusi Kajian Stabilitas Keuangan bertema Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi, di Gedung Bank Indonesia, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/12).
BI dalam KSK melakukan asesmen dan surveillance terhadap sistem keuangan Indonesia secara menyeluruh agar stabilitas sistem keuangan tetap terpelihara.
“Bank Indonesia sebagai otoritas makroprudensial, mencermati setiap perkembangan yang ada di dalam sistem keuangan dan mengambil kebijakan yang mendukung terpeliharanya stabilitas sistem keuangan," kata Agus
Asesmen atau pengawasan sistem keuangan, kata Agus, dibukukan dalam KSK yang merupakan salah satu publikasi rutin semesteran dan memuat hasil asesmen dan penelitian Bank Indonesia mengenai kondisi dan risiko sistem keuangan.
Agus menuturkan, bahwa kegiatan peluncuran buku ini merupakan bagian dari pelaksanaan kewenangan BI di bidang pengaturan dan pengawasan Makroprudensial seperti tertuang pada Undang Undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Pengawasan Makroprudensial yang menjadi tugas utama BI adalah seluruh upaya yang dilakukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Apapun bentuknya.
Di Indonesia, ketika risiko instabilitas sistem keuangan berasal dari tekanan inflasi dan volatilitas nilai tukar rupiah, maka kebijakan makroprudensial yang diambil oleh BI akan selalu mengarah kepada usaha untuk menuntaskan kedua masalah tersebut. Sebut saja, misalnya, pengetatan moneter melalui penaikan suku bunga acuan.
Buku KSK, kata Agus, terdiri dari 5 bab utama dengan diperkaya beberapa topik khusus. Bab pertama akan mengulas kondisi stabilitas sistem keuangan di Indonesia.
Selanjutnya pada bab kedua akan menyoroti pasar keuangan Indonesia, khususnya mengenai risiko-risiko di pasar keuangan Indonesia. Dua bab berikutnya mengangkat mengenai asesmen terhadap rumah tangga, korporasi, perbankan dan IKNB (Industri Keuangan Non Bank). Dan bab terakhir mengulas penguatan infrastruktur sistem keuangan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...