Biarawati dari Maaloula Yang Diculik di Suriah Muncul di Video
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Sekelompok biarawati yang hilang dari kota Kristen Maaloula, Suriah muncul dalam sebuah video yang disiarkan Al Jazeera, hari Jumat (6/12). Demikian dilaporkan media ahram.org.eg, Sabtu (7/12).
Sebelumnya diberitakan bahwa belasan biarawati dari St Tekla di kota Maaloula dibawa dengan bus oleh satu kelompok bersenjata, di tengah pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dan kelompok pemberontak di kawasan itu, hari Senin (2/12).
Pihak pemerintah Suriah, menuding mereka diculik oleh kelompok jihadis. Namun sejauh ini tidak ada informasi yang jelas tentang siapa yang membawa mereka dan keberadaan mereka.
Menurut ahram.org.eg, dalam video itu para biarawati berada dalam kesehatan yang baik dan menyangkal bahwa mereka telah diculik dari Maaloula.
Kota Maaloula merupakan kota kuno dan peninggalan kekristenan, di mana sekitar 5.000 penduduknya masih menggunakan bahasa Aram, bahasa yang hampir sama dengan yang digunakan masyarakat pada masa Yesus Kristus.
Menurut perwakilan Vatikan di Suriah, para pejuang diduga membawa para biarawati keluar dari biara Ortodoks Yunani St Tekla ke kota terdekat, yaitu Yaborud.
Dua Hari Dibebaskan
Dalam video itu diperlihatkan gambar belasan biarawati mengenakan jubah hitam panjang yang tengah duduk di sofa di sebuah ruangan.
Seorang pria di belakang kamera menanyakan apakah mereka telah diculik. Satu biarawati menyangkalnya dan mengatakan bahwa mereka meninggalkan biara untuk menghindari tembakan, dan bahwa mereka akan dibebaskan setelah dua hari.
"Kami diperlakukan dengan baik. Mereka membawa kami dari biara, keluar di bawah tembakan ... mereka menyelamatkan kami, dan kami sangat senang dengan mereka," kata biarawati lain. Namun tidak jelas kapan atau di mana video itu direkam atau di bawah kondisi apa para biarawati berbicara.
Pada hari Jumat, surat kabar Asharq Al-Awsat Pan-Arab melaporkan bahwa kelompok pemberontak yang menamakan dirinya "Free Qalamoun" telah mengklaim penculikan para biarawati. Mereka ingin menukarnya dengan seribu tahanan perempuan yang ada di penjara pemerintah.
Sejauh ini, informasi tentang keadaan para biarawati dan di mana mereka berada masih simpang siur. Berbagai negara dan badan dunia mengecam penculikan itu, dan menuntut pembebasan segera tanpa syarat.
Kelompok minoritas Kristen di Suriah menghadapi tekanan di sela-sela perang sipil yang berlangsung hampir tiga tahun dan memakan korban ratusan ribu, serta jutaan orang harus mengungsi ke negara tetangga.
Komunitas ini, termasuk warga Maaloula tejepit di tengah konflik kelompok pemberontak yang didominasi Muslim Sunni melawan pemerintah yang dipimpin Bashar Al-Assad yang berasal dari sekte minoritas Alawite, dan didukung sekutu mereka dari Muslim Syiah di luar negeri.
Kekhawatiran menghantui kelompok minoritas karena meningkatnya kelompok Islam garis keras di antara para pemberontak, termasuk beberapa faksi yang terkait dengan Al-Qaeda. Hal ini juga membuat pihak Barat ragu-ragu untuk mendukung oposisi Suriah.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...