BKPM Ingin Punya Daerah Percontohan Investasi Terbaik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Guna peningkatan pertumbuhan ekonomi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berharap ada provinsi, atau kabupaten dan kota yang bisa menjadi contoh investasi paling Ideal di Indonesia, karena investasi yang tinggi merupakan salah satu syarat pertumbuhan ekonomi.
“Kita harus punya daerah percontohan untuk investasi, kita (BKPM) tidak mungkin melihat dan mensurvei dari 34 provinsi dan ratusan kabupaten dan provinsi yang punya Badan Pengendalian Pasar Modal kita bisa seleksi semua. Percontohan itu untuk menggiatkan investor baik PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) untuk pertumbuhan ekonomi,” kata Azhar Lubis Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, Azhar Lubis pada dialog Investasi Sebagai Penggerak Ekonomi di Tengah Perlambatan di Kantor BKPM, Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta, Selasa (12/5).
Azhar menjelaskan bahwa masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan masa keterbukaan dalam informasi termasuk informasi untuk investasi bagi para investor yang hendak melakukan kegiatan investasi baik dari luar negeri maupun dalam negeri.
“Sekarang kita harus lihat kalau di Jakarta ini sudah ada pendelegasian wewenang dari kementerian dan lembaga ke BKPM, dalam urusannya dengan PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) Pusat. Sama halnya di daerah, sekarang ini kita butuh pendelegasian wewenang yang kita akan berikan dari PTSP di BKPM ini ke PTSP di daerah,” Azhar menambahkan.
Azhar menjelaskan mengakui permasalahan tentang pelayanan masih terjadi di PTSP pusat, akan tetapi pihaknya tetap akan mengkoordinasikan hal tersebut ke kementerian yang terkait.
“Saat ini kami akan perlihatkan pola perizinan yang ada di tingkat pusat tidak bisa dengan mendetail memberikan izin kepada investor yang ada di daerah, seperti masalah pembebasan lahan, RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), dan Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) juga pelepasan kawasan hutan. Harapan kita ada PTSP pusat, dan PTSP provinsi, dan ada PTSP kabupaten kota,” kata Azhar.
Azhar menyebut bahwa pada realisasi investasi hingga triwulan pertama 2015 sebanyak Rp 124, 6 triliun atau meningkat sebesar 16, 9 persen bila dibandingkan dengan capaian periode yang sama pada 2014 sebesar Rp 106,6 triliun.
Azhar menyebut bahwa hingga akhir 2015 optimistis akan ada tren kenaikan investasi yang akan mencapai target sebesar Rp 519,5 triliun.
Sebelumnya Kepala BKPM Franky Sibarani menyebut bahwa investasi yang masuk ke Indonesia tidak terpengaruh perlambatan ekonomi Indonesia.
Franky menjelaskan bahwa pada kuartal I 2015 investasi masuk di Indonesia tetap tinggi. "Investasi meningkat 16 persen pada kuartal I ini, kemudian jika dibandingkan kuartal pertama 2014 naik 4 persen," kata dia.
Dia memberi investor dari Tiongkok dan Korea Selatan tertarik masuk di sektor pembangkit tenaga listrik.
“Ternyata memang ada beberapa yang sudah mengajukan dan dalam proses untuk power plant. Jadi kami (BKPM) mendapat masukan bahwa ada perusahaan yang, pertama ingin memastikan terlebih dahulu dari sisi resource-nya. Kita akan memilih investor yang memanfaatkan renewable energy," kata Franky.
Kedua, dia menambahkan, investasi ini tidak tergantung dari beberapa negara yang sudah besar. Sehingga Indonesia bisa lebih terbuka dengan investor dari beberapa negara lain seperti India.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...