Blackwater Ancam akan Bunuh Penyidik AS di Irak
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Manajer perusahaan keamanan swasta Blackwater di Irak yang terkenal sangat jahat, mengancam akan membunuh penyidik dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat jika mereka menyelidiki kinerja perusahaan tersebut, lapor New York Times pada Senin (30/6).
The Times yang mengutip memorandum internal Departemen Luar Negeri AS, mengatakan ancaman tersebut muncul hanya beberapa pekan sebelum para penjaga Blackwater menembak dan membunuh 17 warga sipil pada 16 September 2007 di Nisour Square Baghdad.
Namun para pejabat di kedutaan besar AS yang ada di Baghdad memihak Blackwater dan para penyidik dari departemen tersebut diperintahkan untuk pergi, lapor The Times.
Empat mantan karyawan Blackwater saat ini tengah menjalani sidang di pengadilan AS atas kasus kematian di Nisour Square.
Pembunuhan tersebut, yang dianggap sebagai contoh kekebalan hukum yang dinikmati oleh perusahaan keamanan swasta AS di Irak, diperburuk dengan kebencian warga Irak terhadap Amerika.
Pemimpin penyelidikan tersebut, Jean Richter, memperingatkan dalam sebuah memo tertanggal 31 Agustus 2007, bahwa sedikitnya pengawasan terhadap perusahaan yang memiliki kontrak senilai 1 miliar dolar Amerika (sekitar Rp 11,89 triliun) untuk melindungi para diplomat AS tersebut, telah menciptakan “sebuah lingkungan yang penuh dengan kecacatan dan kelalaian.”
Para penjaga di Blackwater “menempatkan diri mereka di atas hukum,” tulis Richter.
The Times mengunggah sebuah tautan untuk dokumen tersebut di http://www.nytimes.com/interactive/2014/06/30/us/30blackwater-documents.html
Menurut memo departemen tersebut, Daniel Carroll, manajer proyek Blackwater di Irak, mengatakan kepada Richter setelah beradu pendapat “bahwa dia akan membunuh saya pada saat itu dan tidak ada yang bisa atau tidak akan ada yang akan berbuat apa pun karena kami berada di Irak.
Richter menulis: “Saya menanggapi ancaman Tn. Carroll secara serius. Kami berada di sebuah zona perang tempat apa pun bisa terjadi tanpa terduga, terutama ketika terjadi isu-isu yang melibatkan dampak negatif terhadap kontrak keamanan yang menguntungkan. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...