Budaya Konflik Di Tepi Barat, Hobi Anak Laki-laki Adalah Memegang Sejata
BEIT OMMAR, TEPI BARAT, SATUHARAPAN.COM - Muhammad Abu Hashem, 17 tahun, ditangkap tentara Israel ketika sedang tidur di rumahnya. Ia ditahan untuk keempat kalinya, karena terlibat aksi penyerangan kepada aparat dan pemukiman Israel di Tepi Barat, Palestina.
Selain Hashem, tiga kakak dan dua adiknya telah menghadapi tuduhan yang sama. "Di sini, di Beit Ommar, sebuah desa dengan 17.000 (jiwa penduduk), antara Betlehem dan Hebron yang dikelilingi oleh pemukiman Yahudi, melempar batu adalah ritus dan tindakan terhormat pembangkangan," kata Jodi Rudoren, jurnalis the new york times, pada Minggu (4/8).
"Anak-anak memiliki hobi, dan hobi saya adalah melempar batu," kata Hashem menjelaskan, seminggu sebelum penangkapan yang paling terakhir. "Sebuah hari dengan konfrontasi lebih baik dari hari gratis," kata dia menambahkan.
Komandan Angkatan Darat Israel di daerah perbatasan mengatakan, bahwa terjadi lima hingga 15 insiden pelemparan batu per minggu. Sementara itu, seorang guru di sekolah menengah setempat mengatakan ada 20 anak laki-laki diketahui dipenjara tahun lalu. Beberapa, termasuk Hashem, yang keluar lebih dari 60 hari, yang terpaksa membuat mereka untuk mengulang kelas.
"Di sini, seolah-olah intifada (pemberontakan) tidak pernah berhenti," kata Musa Abu Hashhash, seorang pekerja HAM untuk Israel B'tselem .
Selanjutnya, kata Jodi Rudoren, bahwa para pemuda yang melemparkan batu telah lama menjadi ikon tak terhapuskan - beberapa menyebutnya karikatur - tekanan kembali Palestina terhadap Israel, dan ketika mereka tidak benar-benar melemparkan batu, anak-anak tetap bermain seperti biasanya di sini.
Kasus Pemuda Palestina Meningkat
Meskipun antara Israel dan Palestina telah melanjutkan pembicaraan perdamaian pada pekan lalu di Washington, tetapi para pelempar batu Beit Ommar hadir sebagai pengingat ketegangan yang sudah lama terjadi antara hubungan kuat antara kedua bangsa itu.
Komite Hak Anak PBB (The Committee on the Rights of the Child/CRC), pada Juli (4/7) yang lalu, melaporkan bahwa 7.000 anak di bawah umur, sebagian masih berusia sembilan tahun, telah ditahan antara tahun 2002 dan 2012. Sementara itu, Pertahanan untuk Anak Internasional (Defence for Children International/DCI), melaporkan bahwa kelompok advokasi pada tahun 2012 lalu mencatat 360 kasus pemuda Palestina ditangkap.
DCI menemukan bahwa banyak pemuda yang ditutup matanya, dipukuli dan diancam selama interogasi. Kebanyakan mengaku, dan 90 persen menerima hukuman penjara sedangkan 6,5 persen anak-anak Israel ditangkap dalam sistem militer Israel. (nytimes.com)
Editor : Yan Chrisna
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...