Budaya Tiongkok Semakin Populer di Ghana
ACCRA, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah institusi pendidikan di Ghana semakin mendalam dalam menelaah budaya Tiongkok, karena merupakan salah satu cara yang dilakukan Ghana untuk mengentaskan penduduknya dari keterbelakangan.
“Kami belajar tentang budaya Tiongkok untuk mengetahui budaya Tiongkok, tapi terlebih lagi untuk membuka mata kami bahwa kami harus belajar banyak kebudayaan lain,” kata salah satu mahasiswa University of Ghana, Erina Armah pada Selasa (29/9) di peringatan Hari Internasional Konfusianisme di Institut Konfusianisme Ghana, di Accra, Ghana.
Di Ghana, Institut Konfusianisme pernah menggelar acara bertema budaya seperti Festival Teh Tiongkok untuk mempromosikan bahasa Mandarin dan budaya Tiongkok.
Institut Konfusianisme menawarkan pengajar bahasa dan budaya Tiongkok di beberapa perguruan tinggi dan telah menjadi bagian dari kurikulum sekolah.
Institut Konfusianisme di Ghana membuat perubahan besar sejak menjadi bagian dari University of Ghana, yakni dengan menyebarkan bahasa dan budaya Tiongkok untuk semua lapisan masyarakat di Ghana.
Direktur Institut Konfusianisme, Dr Meilian Mei, mengatakan di masa depan Institut akan bekerja keras untuk melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan oleh kantor pusat dengan membuat berbagai program untuk pengenalan budaya Tiongkok dan bahasa Mandarin yang lebih banyak untuk Ghana, dengan tujuan membantu generasi muda Ghana untuk mendapat beasiswa pemerintah Tiongkok lainnya sehingga yang dapat membantu ke perguruan Tinggi ke Tiongkok.
Meilian menambahkan banyak anak di sekolah dasar ingin menampilkan sejumlah kreasi dalam bahasa Mandarin. “Kami akan selalu mendukung hal tersebut,” kata dia.
Meilian menjelaskan bahwa University Of Ghana merupakan salah satu tempat mengajar dan di dalamnya ada lebih dari 1.800 mahasiswa telah belajar bahasa Mandarin dan memiliki kemampuan pemahaman lainnya seperti olah raga wushu, seni pernafasan Tai-Chi, dan seni kaligrafi aksara Mandarin.
Ignatius Suglo, seorang mahasiswa pasca sarjana asal Ghana yang sedang memburu gelar Master of Arts di Beijing Language and Culture University di Tiongkok, melihat bahwa bahasa Tiongkok penting karena selain membantu hubungan bilateral, juga menjembatani di bidang pertukaran pelajar dan mahasiswa antar kedua negara.
Institut Konfusianisme adalah organisasi pendidikan publik yang berafiliasi dengan Kementerian Pendidikan Republik Rakyat Tiongkok yang bertujuan untuk mempromosikan bahasa dan budaya Tiongkok, Institut ini mendukung pengajaran bahasa Mandarin untuk skala internasional, dan memfasilitasi pertukaran budaya. (xinhuanet.com)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...