Paus dan Wanita Kristen Penentang Pernikahan Gay Bertemu Secara Rahasia
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Kim Davis, perempuan Kristen pejabat pengadilan Rowan County, Kentucky, Amerika Serikat yang menolak mengeluarkan surat nikah untuk pasangan sejenis, bertemu Paus Fransiskus, pada hari Kamis lalu (24/9) dalam kunjungannya ke AS. Pertemuan itu dirahasiakan dari media, kata pengacara Kim Davis.
“Kim Davis dan suaminya, Joe Davis, bertemu Paus di Kedutaan Besar Vatikan di Washington,” kata pengacara Mat Staver kepada USA TODAY sebagaimana dikutip hari Selasa (29/9).
Kim Davis menjadi pemberitaan nasional setelah menolak untuk mengeluarkan surat nikah untuk pasangan sesama jenis karena, menurut dia, hal itu bertentangan dengan keyakinannya sebagai Kristen Apostolik.
Kim menghabiskan lima malam di penjara dan diizinkan untuk kembali bekerja selama dia tidak mengganggu penerbitan izin surat nikah.
Sejauh ini, Vatikan belum mengkonfirmasi pertemuan antara Kim Davis dan Paus Fransiskus. Namun pihak Vatikan mengulurkan tangan untuk Kim Davis melalui pihak lain yang kemudian menempatkan Vatikan berhubungan langsung dengan Staver.
Staver mengatakan ia berada di sana ketika sebuah mobil menjemput Kim Davis yang kemudian membawa mereka ke kedutaan Vatikan. Pasangan itu berada di kedutaan selama dua jam, tapi pertemuan yang sebenarnya dengan paus Fransiskus berlangsung 15 menit.
"Dia mengulurkan tangannya dan ia meminta Kim untuk berdoa. Dia mengucapkan terima kasih atas keberaniannya. Dia mengatakan kata-kata ini, 'Tetap kuat,' dan mereka saling berangkulan dan memeluk," kata Staver.
Menurut Staver, Paus berbicara dalam bahasa Inggris selama pertemuan berlangsung. Paus juga memberikan Kim Davis dua rosario yang secara pribadi diberkatinya.
"Ibu dan ayah Kim keduanya Katolik seumur hidup, sehingga Kim Davis akan hadir mendoakan rosario untuk mereka," katanya.
Setelah pertemuan itu, Kim Davis "diliputi berbagai perasaan," kata Staver.
"Dia sangat terkejut bahwa ia dapat bertemu dengan Paus Fransiskus. Dia tidak pernah membayangkan dalam hidupnya bahwa ia akan bertemu dengan Paus. Pertemuan itu sendiri merupakan sebuah pengalaman yang tidak akan pernah dilupakannya," kata pengacara Kim Davis.
"Kim Davis menggambarkan Paus sebagai seseorang dengan sikap yang sangat "baik dan lembut", kata Staver.
Pertemuan itu "mengirimkan pesan ke seluruh dunia bahwa Paus berdiri di sisi kebebasan beragama," kata Staver.
Editor : Eben E. Siadari
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...