Buku Adalah Kunci Membuka Harta Karun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Setelah kemarin kita merayakan Hari Bumi, sekarang saatnya kita memperingati Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia. Tepat hari ini, 23 April 2013 adalah tahun ke-18 Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia setelah ditetapkan untuk pertama kalinya pada 23 April 1995 oleh United Nations Educational, Scientific and Culturan Organization (UNESCO).
Buku yang adalah jendela dunia sudah ada sejak masa sebelum masehi, mulai dari bentuk gulundan, naskah kuno, kertas cetak, hingga akhirnya masih ke dalam aplikasi komputer tablet dan dinamakan e-book atau buku elektronik.
Buku menjadi jembatan menuju dunia. Seperti juga dikatakan oleh Direktur Umum UNESCO, Irina Bokova, seperti dikutip dari National Geographic, buku jarang berfungsi sebagai satu kesatuan karena memicu kita untuk membaca buku lainnya. Oleh karena itu buku bisa disebut sebagai kunci yang mampu membuka harta karun berikutnya.
UNESCO masih berupaya menyediakan akses kepada semua pihak untuk bisa menerima berbagai pengetahuan melalui buku. Usaha tersbut diawali dengan memberantas buta huruf pada anak-anak. "Tanpa pendidikan yang berkualitas, halaman buku juga akan senyap," ujarnya.
Di Indonesia, lantara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sedang disibukkan dengan Ujian Nasional, maka tidak ada perayaan khusus dalam memperingati Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia kali ini.
Namun Menteri Kemendikbud, Muhammad Nuh melalui juru bicaranya sempat mengatakan bahwa buku adalah kunci Inggris dalam pendidikan. Sama halnya dengan kunci inggris yang memiliki empat sisi; yaitu sisi kanan sebagai tenaga pendidik, sisi bawah sebagai satuan pendidikan, sisi kiri sebagai isi pendidikan, dan sisi atas sebagai peserta didik. Salah satu isi pendidikan itu adalah buku.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...