Burung Berkepala Dua
Dalam komplek Candi Borobudur di Jawa Tengah terdapat sejumlah candi di antaranya adalah Candi Mendut. Di candi ini terdapat sebuah relief yang menggambarkan seekor burung berkepala dua dan kepala bagian atas tengah memakan buah yang ranum, sementara kepala bawah terlihat lunglai.
Relief ini diangkat dari fabel (ceita dunia binatang) yang menggambarkan pesan tentang kesenjangan dan ketidak-pedulian kelompok "atas" terhadap kelompok "bawah." Meskipun tentang binatang, kisah yang disampaikan dalam fabel tersebut adalah tentang manusia dan pesannya ditujukan pada manusia.
Dikisahkan demikian. Seekor burung dengan badan satu, sayap sepasang, kaki sepasang dan memiliki kepala dua. Kepala yang atas, karena posisinya, setiap hari bisa memakan buah-buah yang segar, ranum dan lezat. Dan kepala yang bawah hanya memakan sisa-sisa yang terjatuh dari paruh kepala atas, itupun kalau ada. Kalau tidak, dia akan memakan apa yang ditemukan.
Kepala bawah mengajukan usul agar dia juga berkesempatan untuk mendapatkan makanan yang baik, dan meminta kepala atas untuk berbagi. Protes yang diajukan oleh kepala bawah tidak dihiraukan, dan kepala atas terus bersenang-senang dengan makanannya. “Tidak perlu kamu protes. Bukankah buah yang aku makan juga masuk dalam perut yang sama?” kata kepala atas.
Kepala bawah yang putus asa lalu memakan apa saja yang ditemuinya. Sampai suatu kali dia memakan jamur beracun, maka matilah dia, matilah burung itu, matilah dua kepala itu.
Kisah ini menggambarkan kehidupan sosial manusia yang diwarnai kesenjangan dan sikap yang enggan berbagi, padahal hidup dalam "satu tubuh" sosial. Pesan yang disampaikan adalah jika “kepala atas” mengabaikan “kepala bawah”, maka secara sosial kita akan menjadi burung berkepala dua yang mati bersama-sama.
Editor : Sabar Subekti
Duta Besar: China Bersedia Menjadi Mitra, Sahabat AS
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-China bersedia menjadi mitra dan sahabat Amerika Serikat, kata duta besar C...