Bus Turis Diserang di Sinai, Mesir, 3 Turis Korea Meninggal
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Senuah serangan terhadap bus wisata di kota resor Laut Merah, Taba, Mesir, membunuh sedikitnya empat orang pada hari Minggu (16/2).
Ini adalah serangan pertama pada wisatawan selama aksi teroris yang mengguncang negara Mesir sejak penggulingan Presiden Mohammed Morsi dari kelompok Islamis pada bulan Juli 2013.
Tiga turis yang meninggal berasal dari Korea dan sopir bus warga Mesir juga meninggal. Sementara 14 lainnya luka-luka, kata sumber keamanan seperti dikutip wartawan Al-Ahram di Sinai Selatan.
Sebelumnya, sumber keamanan mengatakan bahwa bus menjadi sasaran tembakan rudal. Namun, Gubernur Sinai Selatan, Khaled Fouda, mengatakan kepada saluran satelit swasta CBC TV bahwa ledakan itu disebabkan oleh bahan peledak yang diletakkan di dalam bus.
Fouda mengatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung. "Sampai mereka selesai, kita tidak bisa memastikan penyebab ledakan," kata dia. Pihak berwenang telah menutup jalan internasional menuju Taba untuk mencari para pelaku. Ledakan itu merusak bagian depan bus, kata kementerian dalam negeri.
Bus itu datang dari Saint Catherine dan menuju ke Taba dan terjadi ledakan ketika sudah dekat penyeberangan Taba. Tiga puluh turis dari berbagai negara berada di bus ketika diserang.
Sebagian korban dibawa ke rumah sakit Taba dan Nuweiba. Sementara korban kritis dibawa ke Rumah Sakit Internasional Sharm El-Sheikh.
Pihak kedutaan besar di mana warganya menjadi korban dapat memindahkan mereka menggunakan pesawat jika diperlukan, kata Menteri Pariwisata, Hisham Zaazou, kepada CBC.
Pemerintah Korea Selatan terus melakukan kontak dengan pemerintah Mesir, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Cho Tae –young, kepada Korea Times.
Eskalasi Serangan
Al-Ahram menulisakn bahwa pola pengeboman dan usaha pembunuhan telah berkembang sejak penggulingan Morsi. Sasaran utama adalah polisi dan instalasi militer di Semenanjung Sinai. Namun ada juga peningkatan serangan di Kairo dan daerah Delta Nil dalam beberapa bulan terakhir.
Ansar Beit Al-Maqdis, sebuah kelompok militan Islam yang terinspirasi Al-Qaeda yang berbasis di Sinai menyatakan bertanggung jawab atas sejumlah serangan baru-baru ini di Mesir.
Serangan besar terakhir kepada wisatawan di Mesir terjadi pada tahun 2006 ketika sebuah bom menewaskan 23 orang di Dahab di Sinai Selatan.
Pada tahun 2005, 88 orang meninggal dalam serangan bom di Sharm El-Sheikh, satu jam berkendara dari Dahab. Dan pada tahun 2004, 34 orang meninggal dan 135 luka-luka dalam ledakan oleh teroris di Taba.
Industri pariwisata Mesir menyumbang lebih dari 10 persen ekonomi negara itu dan tengah berjuang untuk pulih kembali setelah terguncang selama revolusi sejak 2011.
Pariwisata menderita pukulan lebih lanjut sejak pergolakan politik musim panas lalu, ketika presiden Mohammed Morsi digulingkan setelah protes massal terhadap pemerintahannya.
Mesir didatangi turis sekitar 8,7 juta pada 11 bulan pertama tahun 2013, dibandingkan dengan 10,5 juta pada periode yang sama tahun 2012.
Pada Oktober 2013, Zaazou mengatakan bahwa Mesir berencana menarik 13,5 juta pengunjung pada tahun 2014, untuk menyumbang perekonomian sebesar US$ 11 miliar (sepadan Rp 134 triliun).
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...