Pemboman KA Bunuh Delapan Orang di Pakistan
KARACHI, SATUHARAPAN.COM - Ledakan bom yang ditujukan pada sebuah kereta-api penumpang di Pakistan selatan menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai lebih dari 30, Minggu (16/2), kata beberapa pejabat.
Pemboman itu terjadi di dekat stasiun Unar, 450 kilometer sebelah baratlaut Karachi, dan merusak parah sejumlah gerbong kereta-api tersebut.
"Jumlah kematian dalam ledakan itu naik menjadi delapan setelah dua orang yang terluka tewas di sebuah rumah sakit di kota Jacobabad," kata pejabat senior pemerintah daerah Sardar Jamali kepada AFP.
Ia mengatakan, kereta ekspres Khushhal Khan Khattak sedang menuju Peshawar dari Karachi ketika dihantam ledakan tersebut, yang juga mencederai lebih dari 30 orang dan merusak jalur KA hingga ratusan meter.
Empat gerbong KA keluar dari rel, dua diantaranya rusak parah akibat kuatnya ledakan itu.
Seorang pejabat senior perkeretaapian, Sikandar Lashari, mengkonfirmasi jumlah kematian dalam pemboman itu. Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tesebut.
Ledakan bom di salah satu gerbong KA di rute yang sama bulan lalu menewaskan tiga orang dan melukai 20 di kota wilayah tengah Rajanpur di provinsi Punjab.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaeda dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.
Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...