Cameron: Algojo ISIS “Kemungkinan” Warga Inggris
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Rabu (20/8) mengungkapkan “kemungkinan besar” pelaku eksekusi wartawan Amerika Serikat, James Foley, merupakan seorang jihadis asal Inggris.
Cameron menghentikan liburannya untuk menggelar rapat menyangkut ancaman yang ditebarkan militan ISIS yang beroperasi di Irak dan Suriah menyusul pemenggalan tersebut. Perdana menteri mengungkapkan kabar bahwa algojo tersebut kemungkinan besar seorang warga negara Inggris “sangat mengejutkan”.
Setelah berbicara dengan para menteri senior di kantor Downing Street di London, dia mengatakan “banyak sekali” warga negara Inggris yang pergi ke Irak dan Suriah untuk ambil bagian dalam tindak radikal tersebut.
“Saya mengecam tindakan barbar dan brutal yang terjadi dan tindakan tersebut merupakan tindak pembunuhan, dan pembunuhan tanpa justifikasi apa pun,” kata Cameron kepada wartawan.
“Kami belum mengidentifikasi pelaku yang bertanggung jawab itu, tapi kami perhatikan kemungkinan besar dia merupakan seorang warga Inggris.”
“Hal tersebut sangat mengejutkan. Namun kami tahu bahwa banyak sekali warga negara Inggris pergi ke Irak dan Suriah untuk terlibat dalam tindak ekstremisme dan kekerasan. Dan kami harus melipatgandakan upaya untuk menghentikan orang-orang pergi ke sana.”
Dia mengatakan Inggris akan mencabut paspor mereka yang akan pergi untuk bergabung dengan ISIS, memblokir konten ekstremis dari Internet dan mendakwa mereka yang terlibat dalam kekerasan ektremis.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Rabu mengecam pembunuhan jurnalis AS James Foley, dan menyebut kejadian tersebut sebagai “kejahatan keji”.
Foley (40) diculik di Suriah utara pada November 2012 dan dieksekusi oleh militan Islamis.
“Sekretaris jenderal mengutuk dengan keras pembunuhan mengerikan jurnalis James Foley, kejahatan keji yang menegaskan bahwa teror Negara Islam Irak dan Suriah terus mengancam warga Irak dan Suriah,” ujar juru bicara Ban.
Ban juga menyatakan belasungkawa kepada keluarga, sahabat dan kolega Foley, dan mengatakan pelaku pembunuhan harus diadili.
Dalam sebuah video yang diunggah ke Internet pada Selasa, seorang militan ISIS yang mengenakan topeng memenggal Foley, yang merupakan kontributor media Global Post, Agence France-Presse dan sejumlah media lain.
Pejabat AS mengatakan pihaknya meyakini video tersebut asli. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...